Suarakampus.com- Gadis adalah sosok perempuan yang setiap harinya bekerja sebagai Cleaning Service (CS) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Ia beserta suami juga bekerja sebagai penjaga Gedung Fakultas Adab Humaniora (FAH) dengan anaknya turut tinggal di ruangan yang sederhana.
Saat hari buruh bertepatan dengan bulan Ramadan yang tak terasa telah memasuki hari ke-19, perempuan berumur 51 tahun itu tetap bersemangat menjalankan tugasnya.
Gadis bercerita kepada wartawan suarakampus.com, beliau semenjak 2008 sudah berada di kampus Islam tertua di Sumatera. Bermodalkan tekad dan uang seadanya ia dan suaminya yang sama-sama warga Batusangkar merantau ke Padang untuk mendapatkan pekerjaan. Ia baru diangkat menjadi CS UIN IB empat tahun yang lalu.
“Alhamdulillah berkat kenalan dari Mamak, saya dan keluarga bisa mendapatkan pekerjaan untuk menyambung hidup,” katanya.
Ia menjelaskan selama bekerja menjadi CS UIN IB dirinya sudah beberapa kali berpindah-pindah lokasi tugas di kampus setiap tahunnya. Mulai dari lapangan tenis, Fakultas Syariah dan baru sebulan dipindah tugaskan ke Fakultas FAH. “Setiap tahun kami rutin dipindah tugaskan,” ungkapnya.
Gadis mengungkapkan selama bekerja dirinya berserta CS lainnya dididik untuk profesional, terbukti selama jam kerja peraturan ketat untuk tidak memperbolehkan berkumpul sekedar mengobrol santai dijalankan karena akan menghabiskan banyak waktu.
“Selama jam kerja mulai 08.00-12.00 WIB, dilarang mengobrol kalau mengobrol akan kena tegur oleh pengawas,” ungkap ibu satu anak itu.
Lanjutnya, selama bekerja tekanan merupakan konsekuensi pekerjaan harus ia hadapi dengan bijak. Ia harus bersikap seprofesional mungkin dan berlapang dada jika harus ditegur.
“Kami sering ditegur untuk membersihkan area kampus yang sudah dipertanggungjawabkan dan tidak boleh kemana-mana selama jam kerja,” jelasnya.
Gadis menuturkan walaupun upah kerja sebagai CS tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dirinya tetap bersyukur sebab setiap tahunnya pihak kampus menaikkan gajinya.
“Kalau di tahun pertama sampai ke-empat saya diberi gaji Rp1.000.000, Rp1.300.000, Rp1.500.000 dan di tahun ini Rp1.800.000 setiap bulannya,” tuturnya.
Sambungnya, Dharma Wanita Pejuangan UIN IB memberikan sembako kepada keluarganya dan suaminya yang juga bekerja sebagai penjaga gedung FAH juga diberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Rp1.000.000 setiap tahunnya.
“Untuk saya sendiri tidak ada THR namun saya tetap mensyukuri itu dan alhamdulillah dari pekerjaan yang halal ini kami dapat menyekolahkan anak kami sampai perguruan tinggi dibantu dengan beasiswa,” lugasnya.
Gadis menilai para dosen dan mahasiswa cukup ramah kepadanya, walaupun sekedar menyapa. Ia berharap dirinya dan suaminya tetap produktif dan tetap dipekerjakan di UIN IB.
“Semoga saya dan suami masih bisa bekerja dan tetap produktif dalam menjaga kebersihan kampus,” harapnya. (gfr)
Wartawan: Ulfa Desnawati