Tidur di Masjid, Pengurus: Tidak Dipermasalahkan Asal Tak Menggangu

Suasana ketika siang di Masjid Baitul Hikmah UIN Imam Bonjol Padang (Sumber: Hungri/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Lelah selepas kuliah sebagian mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang memilih istirahat di Masjid Baitul Hikmah lantaran tempatnya yang nyaman, namun mahasiswa memanfaatkan hal tersebut untuk tidur. Menanggapi hal ini, Pengurus Masjid Abrar mengatakan, mahasiswa yang tidur di masjid tidak dipermasalahkan kebanyakan hal tersebut terjadi karena lelah setelah perkuliahan.

“Selagi tidak mengganggu orang yang bakal beribadah, maka tidur di masjid tidak jadi masalah,” katanya, Sabtu (15/10).

Kemudian, larangan untuk tidur di masjid sudah dipasang di dinding masjid namun, belum ada realisasi dan tindakan pengurus terkait hal tersebut. “Ke depannya kita carikan juga ruang-ruang di luar yang bisa dipakai untuk instirahat bagi mahasiswa,” sebutnya.

Ia mengungkapkan bahwa, persuasi melarang mahasiswa untuk tiduran di masjid dikembalikan pada kesadaran mahasiswa itu sendiri, istirahat boleh tapi hanya untuk menghilangkan lelah saja. “Kesadaran mahasiswa saja kalau mau tidur nyenyak lebih baik pulang ke kos saja, karena kalau tidur di masjid mengganggu orang yang akan salat,” terangnya.

“Saya juga pernah melihat ketika orang akan melaksanakan salat terganggu lantaran, mahasiswa yang tidur di sana,” sambungnya.

Abrar berharap, mahasiswa yang tidur atau hanya sekadar istirahat sejenak di masjid, jangan sampai mengganggu orang yang bakal mengerjakan salat. “Hendaknya jangan sampai mahasiswa yang tidur tersebut mengganggu orang yang akan beribadah,” harapnya.

Sementara itu, mahasiswa Perbandingan Mazhab Fatur menuturkan, ada aturan yang mesti dilihat oleh mahasiswa yang ingin istirahat di masjid, di antaranya memastikan tidak ada jemaah terganggu dengan hal tersebut.

“Boleh saja tidur di masjid namun, kita juga harus melihat tempatnya seperti memilih bagian belakang atau pinggiran ruangan agar tidak ada yang terganggu karena kita nantinya,” tuturnya.

Selain itu, kata dia mahasiswa juga harus memperhatikan kesucian masjid, jangan sampai keringat menempel di karpet sehingga, mengganggu kekhusyukan jemaah melaksanakan ibadah nantinya. “Kalau rasanya ketika kita tidur bakal mengganggu kenyamanan jemaah maka, sebaiknya istirahat saja di kos,” ucapnya.

Lanjutnya, ketentuan tersebut ada agar jemaah tertib dan tetap menjaga kebersihan masjid, jika mahasiswa hanya sekadar melepas lelah itu tidak menjadi masalah, selagi hal tersebut tidak menganggu ketertiban di masjid. “Jangan sampai nanti istirahat di masjid berjam-jam hingga, menimbulkan suara dengkuran dan meninggalkan bekas iler di sana,” ujarnya kepada suarakampus.com.

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hadis, Juman Tio Aris Putra menjelaskan bahwa permasalahan tidur di masjid mungkin sudah menjadi tradisi khususnya bagi pemuda Sumatra Barat, bahkan kaum remaja melakukan berbagai kegiatan di masjid seperti musyawarah, mengaji. “Tidur di masjid pun tidak ada dalil yang melarang hal ini, bahkan ketika Rasulullah diberi wahyu pun saat beliau tidur di Masjidil Haram,” jelasnya.

Ia menyebutkan, walaupun tidak ada larangan untuk tidur di masjid, sebagai mahasiswa tentu harus memperhatikan kebersihan dan ketertiban ketika berada di masjid. “Kita harus menjaga adab-adab ketika berada di masjid, jangan sampai mengganggu orang yang beribadah juga,” tutupnya. (ndn)

Wartawan: Fajar Hadiansyah (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Dema FDIK Kenalkan Kepemimpinan Lewat LKM

Next Post

Bangun Potensi dan Prestasi Mahasiswa, DEMA FUSA Gelar Workshop Kompetensi Internasional

Related Posts
Total
0
Share