Suarakampus.com- Fakultas Syariah (FS) UIN Imam Bonjol Padang adakan International Colloquium on Sharia (ICons) An Introduction Experts Academic Meeting atau seminar internasional tentang Syariah dalam pertemuan akademik. Acara tersebut bertajuk Sharia and Adat Values in Global Context (Syariah dan nilai adat dalam konteks global) yang berlokasi di Aula Pascasarjana Sabtu (26/11).
Selaku Ketua Panitia, Zelfeni Wimra menyampaikan kegiatan tersebut merupakan orientasi dalam pergeseran hukum adat dan syariah. “Peta hukum soal adat dan syariah perlu diulas lebih jauh bahkan secara global,” jelasnya saat menyampaikan sambutan.
Lanjutnya, acara ini juga akan diisi oleh berbagai expert (ahli) sebagai pengantar dalam forum akademik. Adapun pemateri dalam acara tersebut adalah salah seorang Guru Besar dari Universitas Australia, Nadirsyah Hosen, Guru Besar dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ratno Lukito dan Guru Besar dari UIN Imam Bonjol Padang, Salma serta Guru Besar dari UIN Syekh M. Djamil Djambek Bukittinggi, Silfia Hanani.
“Bagaimana konsepsi antara hukum adat dan syariah, nanti akan kita bahas dalam diskusi selanjutnya,” tambah dosen yang akrab disapa Wimo itu.
Sementara itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan FS, Abrar mengatakan acara tersebut bertujuan untuk mengembangkan isu-isu berbau adat ke dalam skala internasional. Menurutnya, hukum adat masih menjadi kajian lokal yang belum dibahas secara global.
“Isu ini menarik kita angkat, karena selama ini ranah adat masih dikaji dalam tatanan lokal, belum skala internasional,” ungkapnya.
Sambungnya, acara ini juga merupakan prolog untuk serangkaian acara selanjutnya. Ia berharap agar kegiatan ini bisa diadakan oleh pihak fakultas secara simultan dan berkelanjutan.
“Semoga kegiatan ini menjadi langkah baru bagi dosen-dosen peneliti, khususnya Fakultas Syariah dalam pengembangan riset akademis,” tegasnya.
Dekan FS, Ikhwan Matondang menuturkan Icons adalah gagasan spesifik yang membaurkan antara nilai hukum adat dan syariah. Katanya, syariah hadir sebagai formulasi hukum terhadap nilai dan norma yang terjadi dalam konteks ruang sosial.
“Syariah juga menjawab praktek-praktek adat yang bertentangan,” ucapnya.
Ia menyebut, hukum adat dan syariah saling menyatu dalam entitas dan konteks Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK). “Forum ini digagas dalam menjawab perbenturan antara formula hukum adat dan syariah,” terangnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN IB, Yasrul Huda menyampaikan dialektika adat dan syara’ masih menjadi polemik dalam keberagaman budaya secara global. “Kultur budaya masing-masing daerah punya nilai dan itu mesti kita kaji secara akademik,” ujar WR I yang acap disapa Udo itu.
Ia berharap kegiatan ini bisa menampilkan gagasan baru untuk mencari ide terbaik dalam proses dialektika hukum adat dan syariah. “Lewat pemateri yang hadir, semoga beliau bisa memberikan pencerahan antara ruang adat dan syara’,” tutupnya. (red)
Wartawan: Hary Elta Pratama