Viral Rumah Makan Padang Rendang Babi, Dosen Budaya Minangkabau: Pentingnya Saling Menghargai

Masakan rendang (Foto: Tribun Padang/tribunnews.com)

Suarakampus.com- Beredarnya kabar adanya usaha kuliner khas Minangkabau yang menyediakan rendang daging babi sehingga, hal tersebut ramai diperbincangkan di Media Sosial (Medsos). Menanggapi hal ini, Dosen Budaya Minangkabau Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Sheiful Yazan mengatakan, pembuatan logo atau produk tersebut sudah melewati batas yang dibolehkan.

“Hal ini sudah tidak dapat ditoleransi lagi, lantaran makanan khas Minangkabau identik dengan masakan yang sudah terjamin kehalalannya,” katanya, Sabtu (14/06).

Lanjutnya, rumah makan yang diketahui berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut melanggar dan merusak identitas budaya dari nasi padang. “Nasi padang merupakan identitas dari masyarakat Minangkabau yang jelas Islam dan halal semuanya,” ucapnya.

Ia menjelaskan, masyarakat Minang menjunjung tinggi nilai agama dan budaya jadi, perbuatan tersebut merupakan kesalahan besar menjual produk non halal dengan menggunakan identitas Minangkabau.

“Ke depannya akan timbul rasa tidak nyaman bagi masyarakat Minangkabau sebab identitas budayanya sudah dilecehkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut,” pungkasnya.

Sheiful menuturkan, semuanya perlu ada kesadaran dari pihak yang telah mengganggu identitas budaya karena kodratnya setiap daerah memiliki budaya sendiri. “Penting untuk menghormati dan tidak merusak budaya yang sudah ada sejak dulunya, kultur tidak mengizinkan makanan haram ada di dalam menu masyarakat Minang,” tuturnya kepada suarakampus.com.

Ia berharap, agar seperti ini tidak terjadi lagi sebab akan banyak pihak yang akan dirugikan serta tumbuhkan sikap saling menghargai dan menjaga budaya masyarakat. “Semoga tidak ada lagi pihak yang melecehkan identitas budaya, hendaknya mereka bisa menghargai kebudayaan masyarakat Minangkabau,” harapnya. (ndn)

Wartawan: Rolla Purnama Sari, Maisy Dwi Safitri, Idhar Rahman

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Tiga UIN di Sumbar, Berpotensi Sebagai Kiblat Pendidikan Kajian Agama Islam

Next Post

Terekam Jejak

Related Posts
Total
0
Share