37 Mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi Pindah Jurusan Akibat Belum Diverifikasi PDDikti

Foto: Ilustrasi (Izzatul Nisa Syafa/suarakampus.com)

Suarakampus.com- 37 Mahasiswa Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UIN Imam Bonjol Padang dialihkan ke jurusan lain. Kebijakan tersebut hadir lantaran beberapa regulasi belum selesai.

Mantan Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi, Nada Nazhira mengatakan jurusan tersebut memiliki daya tarik sendiri, sebab sudah banyak yang mendalami tentang ilmu pengobatannya. “Ketika saya tahu kalau ada jurusan tersebut saya tertarik sehingga, saya memiliki jurusan tersebut walaupun baru didirikan,” katanya, Selasa (06/09).

Lanjutnya, ternyata kehadiran jurusan tersebut tidak bertahan lama pada Senin (22/08) lalu, kampus menyampaikan bahwa jika jurusan Tasawuf dan Psikoterapi tetap dipertahankan maka, akan berdampak buruk untuk mahasiswanya.

“Kampus menyebutkan bahwa kami mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi tidak memiliki rumah, jika kami bertahan hingga lulus nanti. Maka kami harus siap juga untuk jurusan yang tidak dianggap,” pungkasnya ketika dihubungi via telpon.

Kemudian, kata dia kampus memberi pilih bahwa mahasiswa dapat lakukan migrasi atau ke jurusan lain yang diminati. “Banyak dari teman-teman memilih untuk pindah dikarenakan, jika mengungsi ke jurusan lain belum tentu semester depan jurusan ini ada,” ucapnya.

Selain itu, mahasiswa sempat bingung bagaimana cara menyampaikan hal demikian kepada orang tua, tidak ayal juga banyak yang menangis ketika kabar tersebut disampaikan pihak kampus. “Karena hal ini juga saya sempat disuruh pindah kampus oleh orang tua,” ujarnya kepada suarakampus.com.

“Akhirnya saya memutuskan mengambil jurusan BKI dan tentu sebagian pihak yang dirugikan, pastinya UKT saya juga menyesuaikan dengan jurusan yang saya pilih sekarang,” sebutnya.

Ia berharap, jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi sebab akan sangat merugikan mahasiswa. “Pastikan dulu kalau jurusan tersebut ada tempatnya baru dibuka, cukup kami saja yang merasakan ini,” tegasnya.

Sementara itu, Mahasiswa Psikologi Islam Veni menjelaskan bahwa proses kepindahan hanya didata nama dan jurusan yang akan dipilih, sedangkan prosedur lainnya kampus yang mengurus. “Karena kami diberi pilihan migrasi atau mengungsi saya sempat ragu tapi, setelah dipikir-pikir kembali mau migrasi atau mengungsi tetap saja pindah,” jelasnya.

Menurut dia, hal tersebut mungkin saja masalah perizinan dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) jika demikian, seharusnya kampus bisa menyampaikan ketika PBAK kemarin. “Jika belum ada surat perizinannya semestinya pihak kampus mengumumkan itu dari jauh hari, agar kami dapat memikirkan jurusan yang akan kami pilih,” sebutnya.

“Kalau seperti ini kami jadi tidak bisa memutuskan kepindahan dengan cepat sebab ini menyangkut masa depan,” sambungnya.

Ia mengungkapkan bahwa orang tuanya kecewa mendengar kabar yang demikian, butuh persiapan yang lebih untuk pembayaran UKT. “Jika memang belum lengkap perizinan diharapkan jangan buka dulu jurusannya,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan Yasrul Huda menjelaskan, jurusan tersebut sudah dilaporkan ke PDDikti namun, untuk verifikasinya memakan waktu yang cukup lama. “Pihak kampus mengambil kebijakan untuk menangguhkan jurusan ini, lantaran belum ada verifikasi dari PDDikti,” jelasnya kepada suarakampus.com, Minggu (02/10).

Ia menyebutkan bahwa, secara nasional jurusan tersebut sudah terdaftar maka dibuka oleh kampus. “Jurusan ini sudah terdaftar namun, ada beberapa regulasi yang belum selesai,” sebutnya.

“Sekarang segala sistem sudah serba digitalisasi, jadi ada beberapa regulasi lagi yang mesti dipenuhi,” tambahnya.

Yasrul menyampaikan, mengatasi hal tersebut pihak kampus memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengungsi ke jurusan lain sementara waktu atau pindah jurusan. “Bagi yang terlanjur masuk, kami berikan pilihan untuk mengungsi sementara atau pindah jurusan,” tutupnya. (ndn)

Wartawan: Rais Shiddiq, Idhar Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Perlebar Peluang Karir di Era Digitalisasi, FS Adakan Pembelajaran Kewirausahaan

Next Post

Dosen Psikologi UIN IB: Kerusuhan di Kanjuruhan Berawal dari Rasa Fanatik Supporter

Related Posts