Suarakampus.com– Hidayatul Taufik, penulis buku Recharge: Mengisi Jiwa untuk Bahagia, memaparkan lima parasit perusak kebahagiaan dalam bedah buku di Aula Anggun Nan Tongga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat, Kamis (22/05).
“Kelima parasit ini harus dihadapi dengan latihan jiwa seimbang dan konsisten,” tegasnya.
Taufik menyebutkan bahwa parasit pertama adalah menyedihkan masa lalu dengan ungkapan seperti seandainya saja. “Latihan jiwa untuk ini adalah rida,” ujarnya.
Penulis menjelaskan, rida mengajarkan seseorang untuk menerima hari ini sebagai yang terbaik tanpa mengeluh. “Apa yang kita jalani hari ini adalah bagian terindah,” katanya.
Pakar pengembangan diri tersebut menyatakan bahwa parasit kedua ialah ketidakmampuan menikmati hari ini karena fokus pada masalah. “Latihannya adalah bersyukur,” tuturnya.
Menurutnya, syukur dimulai dari hal sederhana seperti mensyukuri nikmat saat bangun tidur. “Syukuri apa pun yang ada di sekeliling kita,” ucapnya.
Hidayatul mengungkapkan bahwa parasit ketiga adalah mengkhawatirkan masa depan akibat rantai pikiran, perbuatan, kebiasaan, hingga karakter. “Latihan jiwa untuk ini adalah berserah diri,” katanya.
Ia menambahkan, berserah kepada Allah bukan berarti menyerah, tetapi menitipkan apa yang tidak sanggup dilakukan. “Titipkan hal-hal sulit kepada Allah,” imbuhnya.
Pemateri menyebutkan parasit keempat adalah menggantungkan kebahagiaan pada penilaian orang lain. “Kuncinya adalah memperbanyak ikhlas,” tegasnya.
Taufik menutup paparannya dengan menyebut bahwa tidak memaafkan adalah penyakit batin yang paling menyiksa. “Obatnya adalah kelapangan hati dan penanaman mindset untuk memaafkan,” tandasnya. (ver)
Wartawan: Sofi Asri