Oleh: Faiza Septiani Putri
(Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN IB)
Kau adalah amerta dalam aksara
Mengalir abadi dalam setiap kata yang kutulis
Seperti mata air di tengah padang pasir
Memberi kehidupan pada halaman-halaman kosong di hatiku
Dalam setiap bait dan sajak
Kau menjelma menjadi tokoh utama
Tak tergantikan oleh siapa pun
Seperti bintang utara yang selalu menjadi penunjuk arah
Meski malam berganti ribuan kali
Aku mencintaimu seperti laut mencintai garis pantai
Tak peduli seberapa jauh kau pergi
Aku akan selalu kembali
Menemukanmu di antara buih dan debur ombak
Kau adalah hutan yang rimbun dalam cerita-ceritaku
Tempat segala imajinasiku bernaung
Di setiap langkahku mencari
Dan setiap helai dedaunan mengucap namamu
Meski hanya fatamorgana yang tak pernah berakhir
Aku tetap menulismu dengan penuh rasa
Seperti awan yang tak pernah lelah menari di langit
Meski tahu hujan tak selalu datang.
Kau abadi dalam puisiku
Seperti sungai yang tak pernah berhenti mengalir
Membawa rindu yang tak pernah sampai
Dan cinta yang tak pernah usai
Mungkin kau hanya khayalan
Seperti bayangan senja yang perlahan memudar
Tapi bagiku, kau tetap nyata dalam setiap aksara
Menjadi cinta yang tak pernah bisa kugenggam
Tapi selalu kurasakan