Fenomena Kabur Aja Dulu dan Tantangan Menuju Generasi Emas 2045

(Sumber: Verlandi/suarakampus.com)

Oleh : Siti Ulami

(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Imam Bonjol Padang)

Belakangan ini, hashtag #KaburAjaDulu menjadi trending di berbagai platform media sosial. Hal tersebut kini menjadi tren baru di kalangan anak muda Indonesia. Alasannya, banyak yang merasa kehidupan di Indonesia stagnan dan tidak memberikan peluang yang memadai. #KaburAjaDulu digunakan sebagai ekspresi keinginan untuk mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan yang lebih baik di luar negeri.

Hal tersebut mencerminkan kekecewaan yang dirasakan oleh generasi muda saat ini. Terlepas dari masalah politik, ekonomi, dan berbagai konflik di Indonesia, negara ini justru kehilangan potensi bonus demografinya. Padahal, Indonesia sedang mempersiapkan generasi emas untuk menyambut tahun 2045.

Bagaimana mungkin Indonesia mewujudkan generasi emas 2045 jika anak mudanya justru memilih mengabdikan diri di negara lain?

Dengan begitu, Indonesia kehilangan talenta-talenta potensial yang seharusnya dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa. Ketidakpastian akan masa depan di dalam negeri mendorong mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Jika kondisi ini terus berlanjut, impian Indonesia mencapai generasi emas 2045 hanya akan menjadi sekadar angan-angan.

Pada tahun 2020, jumlah migran asal Indonesia mencapai 4,6 juta orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, Indonesia menjadi negara dengan jumlah migran terbanyak di dunia dan menempati peringkat kedua di Asia Tenggara setelah Filipina. Hal ini membuktikan bahwa fenomena #KaburAjaDulu bukan sekadar tren sesaat, melainkan gejala sosial yang nyata dan telah berkembang selama beberapa tahun terakhir.

Sebagai contoh, di Singapura, sebanyak 4.241 warga negara Indonesia tercatat telah pindah dan menjadi warga negara Singapura dalam rentang waktu 2015 hingga April 2023. Angka ini belum termasuk mereka yang bermigrasi ke negara-negara lain.

Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan generasi muda. Langkah ini mencakup memberikan ruang untuk berinovasi, memperbaiki sistem pendidikan, serta menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini generasi muda kesulitan mendapatkan kesempatan yang memadai. Sebagai contoh, dalam proses pencarian kerja, seringkali ditemukan syarat-syarat yang tidak masuk akal, seperti penampilan menarik atau tinggi badan tertentu. Padahal, meski memenuhi syarat-syarat tersebut, mereka seringkali tidak mendapatkan gaji yang sesuai dengan kebutuhan hidup.

Generasi muda adalah aset bangsa. Jika mereka memilih pergi dan mengabdikan diri di negara lain, siapa lagi yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik?

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Abadi dalam Aksara

Next Post

Rembulan Nisfu Sya’ban

Related Posts
Total
0
Share