Suarakampus.com– Alinasi Jurnalis Indonesia (AJI) Indonesia adakan live talk bersama Independen.id, bahas tuntas terkait krisis air bersih di wilayah Ibu Kota Negara (IKN). Acara ini diadakan melalui via Live Instagram. Rabu (17/07).
Kartika Handayani selaku narasumber mengatakan, adanya krisis air di wilayah Kalimantan Timur, khususnya di sekitar lokasi pembangunan IKN yang baru ini dialami akibat beberapa Pembangunan. “Dimulai tahun 2007 pembangunan ini mengalami kendala dalam prosesnya,” katanya.
Bendungan Marangkayu merupakan proyek strategis nasional yang bertujuan untuk mensuplai kebutuhan air bersih ke daerah-daerah seperti Bontang, Marangkayu, dan Muara Badak. ” Bendungan ini diproyeksikan akan menjadi sumber air baku yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, jelasnya.
Ia menuturkan, Kota Bontang saat ini mengalami krisis air bersih yang cukup serius, masyarakat harus menunggu hingga dua sampai tiga hari sekali untuk mendapatkan air mengalir ke rumah. “Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya pembangunan Bendungan Marangkayu untuk mengatasi masalah kekurangan air di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Kartini menambahkan, dampak pembangunan IKN terhadap sumber air pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur berdampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih di wilayah sekitarnya. “Pembabatan hutan dan pengerukan tanah untuk proyek IKN telah mengakibatkan pencemaran sungai dan berkurangnya daerah resapan air,” tambahnya.
Kendati demikian, rencana pemerintah mengatasi krisis air pada masyarakat di sekitar IKN, banyak warga terpaksa membeli air galon untuk kebutuhan minum dan memasak dengan harga Rp5.000 hingga Rp7.000 pergalon. “Bagi yang tidak mampu membeli, mereka harus mengandalkan air hujan atau bahkan tidak mandi, menunjukkan betapa seriusnya situasi krisis air di wilayah tersebut,” katanya.
Ia berharap, Bagi yang tidak mampu membeli, mereka harus mengandalkan air hujan atau bahkan tidak mandi, menunjukkan betapa seriusnya situasi krisis air di wilayah tersebut. “Diharapkan bendungan tersebut dapat menghasilkan 5.000 liter air perdetik dan berkolaborasi dengan Perusahaan Daerah Minum (PDAM),” tutupnya. (sri)
Wartawan: Fitri Suhama (mg), Isyana Nurazizah Azwar (mg), dan Verlandi Putra (mg)