Bahkan Ketika Hujan Turun, Aku Melanjutkan Perjalanan

( Isyana Nurazizah Azwar)

(Oleh : Zelzira Miky Lezia

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam)

Langit kelabu menggelayut rendah

Awan-awan menggumpal dalam diam yang gelisah

Angin berhembus, membawa wangi tanah basah  

dan titik-titik air jatuh dari cakrawala yang resah

Orang-orang bergegas mencari teduh

di bawah atap, di balik jendela kaca  

Mereka menggigil dalam gemetar ragu  

Menanti reda, menanti langit bicara

Namun aku, dengan langkah yang tak bergetar 

Melanjutkan jalan, menantang deras yang mengguyur

Biar tubuh basah, biar kaki terendam lumpur

Aku tak gentar, aku tak mundur

Karena aku tahu, setiap tetes yang jatuh di kulitku

adalah puisi langit yang tak perlu dihindari

Bukan sekadar dingin yang menusuk nadiku

Melainkan peluk semesta yang harus ku nikmati

Aku melangkah, meski angin menusuk tajam

Meski pakaianku berat oleh air yang meresap  

Aku melangkah, meski jalanan licin dan terjal

Karena diam bukan pilihanku, bukan takdirku

Setiap rintik adalah nyanyian keberanian 

Setiap pijakan adalah bukti keteguhan 

Aku lebih memilih bergerak dalam hujan  

dari pada membeku dalam penantian

dan ketika hujan akhirnya mereda 

Aku tak hanya kering oleh waktu

Tapi juga lebih kuat dari sebelumnya—  

Sebab aku tahu, perjalanan ini milikku

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Kamu yang Tahu

Next Post

Senandung Senja

Related Posts
Total
0
Share