Wildani Yanti Pulungan
Alumni SLC 2024
Mahasiswa adalah peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dia sudah terdaftar, baik di Universitas Negeri ataupun Universitas Swasta ataupun Universitas Islam Negeri ataupun Politeknik dan lainnya. Sebagai mahasiswa kita memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan masa SMA. Di kuliah kita tidak hanya belajar, tapi kita memikirkan bagaimana kehidupan kita ke depannya. Selain belajar, mahasiswa ada yang aktif organisasi, ikut kepanitian di bidang acara, bahkan ada yang bekerja untuk menghidupi kehidupan mereka.
Bagaimana cara mahasiswa membagi waktu untuk mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk? Apakah solusinya dengan begadang? Di sini muncul pro dan kontra. Di satu sisi begadang merupakan rutinitas yang sering dilakukan oleh mahasiswa ketika tugas kuliah sedang menumpuk. Karena sebagian berpandangan ide akan muncul saat terdesak. Dan tugas kuliah akan siap juga kalau tenggat waktu deadline. Namun di sisi lain, memiliki dampak negatif yaitu kurangnya tidur, kelelahan, hingga menyebabkan kesehatan kita terganggu. Apakah mahasiswa begadang akibat tugas berlebihan yang diberikan oleh dosen? Pada satu sisi, dosen sebenarnya ingin kita memahami materi dan siap menghadapi tantangan kerja di masa depan. Di sini kita dilatih mental dan kesiapan diri untuk menghadapi hari esok. Namun disisi lain, tugas yang berlebihan membuat mahasiswa stres, depresi, hingga menjadi beban yang mencekik. Seperti yang kita ketahui, stres adalah efek samping yang sering timbul karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu, disebabkan oleh faktor tekanan, pikiran yang berlebihan, dan sering begadang. Sedangkan depresi adalah masalah kesehatan yang paling serius. Di tahap ini muncul gangguan mental, perasaan sedih berkepanjangan, hingga kepercayaan diri rendah.
Sering kali, mahasiswa dikritik karena dianggap tidak mampu mengelola waktu dengan baik. Namun, penting untuk diingat bahwa manajemen waktu yang baik tidak dapat mengatasi beban tugas yang secara inheren terlalu banyak. Solusi yang mungkin adalah mencari keseimbangan antara jumlah dan kompleksitas tugas yang diberikan, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi mahasiswa dalam menyelesaikannya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen. Dosen dapat mempertimbangkan untuk meninjau kembali kurikulum dan beban tugas yang diberikan, serta membuka dialog dengan mahasiswa mengenai kesulitan yang mereka hadapi. Sementara itu, mahasiswa dapat belajar untuk lebih proaktif dalam mengatur waktu dan mencari bantuan jika diperlukan.