BEM se-Sumatera Barat Gelar Aksi Solidaritas Buruh dan Pendidikan

Dialog Aspirasi Mahasiswa dengan Pemerintah Daerah Sumbar. (Sumber: Jihan/suarakampus.com)

Suarakampus.com– Berbagai BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se-Sumatera Barat ikut serta dalam aksi demonstrasi sebagai bentuk kepedulian terhadap para buruh dan pendidikan di Sumatera Barat (Sumbar). Aksi ini dimulai dari kampus I UIN Imam Bonjol Padang dan bergerak menuju kantor Gubernur Sumatera Barat, pada Senin (05/05).

Staf Menteri Luar Negeri BEM STAI Ar-Risalah, Zhorif Lisyaif mengungkapkan, tujuan keikutsertaannya dalam aksi ini melihat kondisi di Sumbar dimana banyak buruh yang mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sementara kesejahteraan di bidang pendidikan masih belum optimal. “Buruh dan pendidikan merupakan dua faktor penting yang bisa menjadi alat pembangun kehidupan masyarakat kedepannya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tiga mahasiswa dari kampusnya hadir sebagai bentuk kepedulian untuk mengawal suara rakyat. “Hal ini sudah diinformasikan di BEM Ar-Risalah,” ujarnya.

Zhorif menambahkan, tuntutan yang diajukan dalam aksi ini adalah agar pemerintah Sumbar lebih memperhatikan kesejahteraan buruh dan memperbaiki kualitas pendidikan di Sumbar. “PHK yang terjadi membuat banyak orang merasakan kesulitan hidup,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban selama aksi berlangsung dengan menyesuaikan kondisi serta mengikuti SOP. “Kami datang bukan untuk anarkis dan merusak suatu instansi, melainkan menyampaikan suara rakyat,” tegasnya.

Wife Afdinita, perwakilan BEM lainnya, mengungkapkan bahwa tujuan keikutsertaannya dalam aksi ini adalah untuk mengatasi rendahnya pendapatan di Sumbar. “Kami mendorong Gubernur Sumbar agar membuka suara terhadap hal-hal yang beliau janjikan mengenai pengelolaan pendidikan dan kesejahteraan para buruh,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tuntutan dalam aksi ini termasuk menaikkan UMP Sumbar yang dinilai terlalu rendah, menjamin keselamatan kerja buruh, serta melakukan pengawasan terhadap praktik PHK. “Kami juga menuntut agar sistem pengelolaan pendidikan diperbarui dan penerapan budaya Minangkabau ditingkatkan di seluruh sekolah di Sumbar,” jelasnya.

Wife menambahkan, menanggapi ketidakhadiran Gubernur Sumbar, mahasiswa BEM ini berencana untuk kembali turun ke lapangan pada evaluasi 100 hari kerja. “Pada bulan Juni nantinya akan dilakukan aksi kembali untuk menyuarakan keseluruhan masalah yang ada di Sumbar,” tegasnya.

Para demonstran berharap Gubernur ataupun Wakil Gubernur dapat hadir dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang disuarakan. (Lya)

Wartawan: Jihan Dwi Rahayu (Mg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Pendidikan Berkualitas Dinilai Mampu Putus Kemiskinan

Next Post

Mahasiswa Bem Sumbar Serukan Pentingnya Peringati Hari Buruh Dan Hari Pendidikan Nasional

Related Posts