Suarakampus.com- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Emma Yohanna mengatakan, sebagai calon legislator generasi milenial harus memiliki kecakapan ketatanegaraan dan wawasan yang luas. Hal ini disampaikan ketika studium general Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang di Auditorium Prof. Mahmud Yunus.
Kata dia, seorang legislator maupun eksekutor pemerintah yang memiliki background akademisi, akan mempunyai potensi berbeda dengan non-akademisi. “Hal ini dapat dilihat dari kapasitas mereka, ketika menjalankan wewenangnya,” ucapnya, Rabu (23/03).
Lanjutnya, legislator akademisi akan lebih berkompeten dan profesional dalam menjalankan tugasnya. “Lantaran mereka merupakan pembelajar yang sudah bergelut dan terbiasa dengan situasi formal,” sambungnya.
Lain halnya dengan non-akademisi menurut Emma, akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan situasi formal dalam suatu instansi pemerintahan. “Hal ini dapat menghambat kinerja mereka dalam menyampaikan aspirasi masyarakat, dan memberikan pengawasan eksekutor,” ujarnya.
Kemudian, ia menuturkan bahwa terjun dalam dunia politik tidak cukup dengan hanya satu ilmu yang ada, namun juga perlu mempunyai kecakapan dalam berbagai bidang ilmu. “Kita harus peka terhadap isu-isu global, dan memperkaya ilmu dari segala bidang,” tuturnya saat menyampaikan materi.
Kendati demikian, ia menjelaskan akademisi tidak sepenuhnya terjamin elektabilitasnya, tanpa mengasah pengetahuan serta terus memperdalam wawasannya.
Emma berharap generasi milenial mampu bersaing di tengah pesatnya perkembangan, serta dapat menepis terjadinya gagap teknologi. “Memasuki Era 5.0 ini pemuda sebagai calon pemimpin masa depan, hendaknya terus maju agar tidak tertinggal oleh digitalisasi,” harapnya.
(ndn)
Wartawan: Idhar Koto (Mg)