Suarakampus.com– Salah satu cairan yang dibutuhkan tubuh saat merasa haus maupun berpuasa ialah cairan elektrolit. Maka tidak heran banyak televisi yang mengiklankan produk larutan elektronik pada bulan Ramadan. Adapun fungsi elektrolit untuk tubuh seperti menjaga kinerja otot dan saraf, keseimbangan asam basa dan terhindar dari dehidrasi. Biasanya ketidakseimbangan elektrolit terjadi ketika tubuh sedang dehidrasi, yang biasanya dipicu oleh keringat berlebihan, muntah ataupun diare.
Dilansir dari buku Tips Sehat Berpuasa, karya Dian Yuliastuti menjelaskan elektrolit berfungsi menahan cairan agar tidak terjadi dehidrasi. Untuk itu cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan bagi tubuh. Pada kondisi normal, orang dewasa dengan kegiatan rutin akan mengeluarkan cairan dengan berkisar 500-750 cc, melalui urine. Pada suhu luar yang panas, jumlah yang dikeluarkan bisa bertambah dua kali lipat, apalagi saat berolahraga.
Cairan elektrolit biasanya mengandung unsur natrium (Na), klorin (Cl), kalium (K), magnesium (Mg) dan kaslium (Ca) yang agak asam. Larutan isotonik yang asam jika dikonsumsi tidak tepat akan menimbulkan masalah pencernaan, untuk pasien yang mengidap hipertensi atau diabetes melitus. Maka dari itu bagi orang yang mengidap penyakit yang berhubungan dengan pencernaan, tidak dianjurkan untuk meminum minuman yang mengandung isotonik.
Untuk menjaga tubuh agar tidak kekurangan cairan, dianjurkan banyak meminum air putih 8-10 gelas per hari, dibulan puasa umat muslim bisa minum empat gelas di waktu sahur dan enam gelas setelah berbuka puasa. Selain itu, dianjurkan juga memakan buah karena buah berfungsi sebagai cairan, elektrolit, serta mineral yang dibutuhkan tubuh. Adapun asupan elektrolit yang berasal dari materi alam dan tidak diberi gula yaitu air kelapa, air jeruk segar, semangka, pepaya dan pisang. (ulf)
Penulis: Rizki
