Suarakampus.com- Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) serukan mahasiswa aksi panggung rakyat di Bundaran UIN IB. Tujuan hal tersebut untuk mengembalikan identitas mahasiswa peduli dan kritis terhadap berbagai masalah, Jumat (14/06).
“Mahasiswa harus kembali mengemban peran sebagai agen perubahan dan penggerak, karena tidak ada aksi yang sia-sia,” tegasnya.
Lanjutnya, bahwa permasalahan di dalam kampus maupun nasional tidak boleh dianggap remeh. “Mengingatkan para mahasiswa untuk sadar derita saudara di Palestina, pentingnya solidaritas dan kepedulian,” ujarnya.
Lalu, kata dia peran mahasiswa sebagai simbol perubahan dan penggerak sangat esensial, untuk menjaga dinamika dan kemajuan di lingkungan akademis maupun masyarakat. “Kami harus hidupkan kembali mahasiswa yang kritis terhadap masalah internal kampus maupun skala nasional,” jelasnya.
Kemudian, Ketua Komisi I Bagian Perundang-undangan Senat Mahasiswa (SEMA) FUSA, Sairul Arman Harahap mengucapkan mengajak seluruh mahasiswa untuk berperan aktif dalam kemajuan kampus. “Keterlibatannya sangat diharapkan untuk mencapai perubahan yang diinginkan,” tuturnya.
Arman mengatakan, tujuan penting panggung rakyat adalah mengajak seluruh mahasiswa, spesifiknya yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa), untuk menjalankan peran sebagai pengawas dan pengkritik konstruktif terhadap kepemimpinan, dan layanan kampus yang sudah tidak memadai.
“Kondisi fasilitas yang sangat tidak layak harus segera diperbaiki, dan ini harus disuarakan oleh mahasiswa,” tegasnya.
Lanjutnya, Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi calon Mahasiswa Baru (Maba) sangat melambung tinggi dibandingkan kampus swasta. “Kampus kami perguruan negeri, tentu ini perlu menjadi perhatian serius,” sebutnya.
Kemudian, ia berharap seluruh mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai isu di kampus. “Sekecil apapun peran, itu sangat berarti dan mohon kepada kawan-kawan mahasiswa dan Ormawa untuk menjalankan kewajiban dengan kritis dalam pergerakan ini,” tutupnya. (hkm)
Wartawan : Isyana Nurazizah Azwar (Mg), Salsabil Janah (Mg), Siti Afriani Pratiwi (Mg)