Oleh: Nada Asa Fhamilya Febria Andre
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Syair sendu terpaut merdu
Sang pelaku menatap lesu
Tak mampu melirik kupu-kupu yang lalu
Sepasrah itukah diriku?
Lonceng alam kembali memandu di ujung waktu
Menandakan untuk pulang tanpa sendu
Bagaimana aku mau melangkah tanpa sendu
Sedangkan hatiku bersyair sendu
Elegi tak mau dibasuh tawa
Tak pula berhati iba
Elegi tak paham hadirnya harap
Tak pula menjawab cepat
Pundak terasa hilang harap
Ditambah dengan ruang elegi yang menggerogoti diri
Pupus sudah berhadap di dalam rengkuhan elegi
Yang tak mau kunjung pergi
Padang, 28 Maret 2021.