Faktor Terjadinya Gibah

Oleh: Fajar Hadiansyah
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)


Gibah adalah pembicaraan sifat buruk tentang seseorang yang acap kali hadir dalam suatu obrolan. Pembicaraan tersebut sebenarnya tidak penting untuk dibahas, namun manusia sangat doyan untuk hal itu.
Tanpa disadari, gibah menjadi perbuatan yang sangat mudah dilakukan dan topik pembicaraan nya mudah dicari. Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku tersebut juga disebut gosip atau bergunjing.

Perlu diketahui bahwa gibah dapat membawa kerugian, baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Gibah itu merupakan perbuatan tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu, gibah harus dijauhi dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surat A- hujurat ayat 12. “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha penerima tobat, maha penyayang.”

Menggosipkan seseorang diumpamakan dengan memakan bangkai sendiri. Betapa Allah menunjukkan bahwa gibah merupakan yang begitu keji. Zaman sekarang, pergunjingan tersebut sudah terjadi di media sosial juga seperti, grub Whatsapp, Facebook, Instagram dan sebagainya.

Dewasa ini, Kenapa orang senang bergibah? Apa penyebabnya? Dalam pengamatan Imam Al- Ghazali merangkum tujuh penyebab seseorang melakukan ghibah dalam kitab ‘Ihya Ulumuddin’, dan ini penyebabnya sebagai berikut:

  1. Rasa Marah
    Setiap manusia pasti ada rasa marah, apalagi marah tersebut kepada teman terdekat. Jika kemarahan yang luar biasa, atau sebab kemarahan yang lama dipendam di dalam benaknya lalu ditumpahkan, biasanya seseorang mengekspresikannya dengan membongkar aib orang yang ia jadikan objek kemarahan.
  2. Agar Diterima dalam Pergaulan

Salah satu diterima dalam suatu kelompok adalah mengikuti kebiasaan mereka. Secara tak sadar, sering kita masuk di suatu percakapan yang ternyata di dalamnya sedang membicarakan orang lain. Tentu tidak mudah untuk menghentikan obrolan itu karena kita dianggap berlebihan justru malah larut dalam membicarakan aib orang lain.

  1. Ada Sifat Hasad atau Iri

Iri dan dengki merupakan sifat tercela. Namun sifat ini akan tertuju kepada orang yang sangat populer atau yang kalah saing biasanya. Rasa iri dan dengki ini akan berdampak pada keinginan untuk menjatuhkan orang dengan cara memburukkan objek atau orang yang populer tersebut.

Salah satu cara menurunkan reputasinya adalah dengan membuka aib-aibnya. Apapun itu, Ia akan melakukan cara untuk membuat publik tidak menaruh rasa cinta, hormat dan kekaguman.

  1. Meremehkan orang Lain

Kadang-kadang seseorang yang meremehkan orang lain dan merendahkannya bisa dilakukan di depan orang tersebut atau juga di belakangnya. Jika melakukannya di belakang, maka caranya adalah dengan menyebutnya keburukan-keburukannya.

Kesimpulan, kita sebagai umat muslim yang baik harusnya menjauhi perilaku tercela seperti gibah. Sebab, tidak ada dampak positif yang kita peroleh.

Padang, 13 September 2022

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Antisipasi Keterlambatan Pemesanan Almamater, Kopma UIN IB Buat Catatan Notaris

Next Post

Permudah Mahasiswa Merujuk Kitab Berbahasa Arab, UPB UIN IB Adakan Penguatan

Related Posts
Total
0
Share
410 Gone

410 Gone


openresty