Suarakampus.com- Imposter syndrome merupakan istilah menggambarkan pola perilaku seseorang yang sering merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesan sendiri. Imposter Syndrome ini kondisi psikologis yang tidak termasuk kepada gangguan mental.
Orang yang mengalami Imposter Syndrome merasa dirinya tidak secerdas, kreatif, atau berbakat seperti diketahui orang lain. Tetapi malah merasa setiap pencapaian yang berhasil ia raih disebabkan kebetulan atau keberuntungan semata.
Perasaan ini biasanya juga diikuti dengan ketakutan akan terungkapnya jati diri aslinya suatu saat nanti dan akan dianggap sebagai penipu oleh orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, Imposter Syndrome dikenal juga dengan istilah sindrom penipu.
Berikut gejala, penyebab dan cara mengatasi penyakit Imposter Syndrome dilansir dari alodokter.com.
Tanda-tanda yang dirasakan jika mengalami Imposter Syndrome, yaitu:
1. Sering meragukan kemampuan diri sendiri
2. Sering mengaitkan faktor eksternal dengan kesuksesan dan pencapaian
3. Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif
4. Merasa takut akan gagal suatu hari nanti
5. Merasa kecewa hingga frustasi ketika tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan sendiri
Orang yang mengalami Imposter Syndrome cenderung akan memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras, bahkan terkadang lebih dari yang diperlukan. Namun, hal ini dilakukan semata-mata agar ia merasa aman dan tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya seorang penipu.
Berikut ini beberapa faktor tertentu yang bisa menyebabkan seseorang mengalami Imposter Syndrome, di antaranya:
1. Pola asuh orang tua yang sangat mengutamakan prestasi dan pencapaian
2. Lingkungan yang kompetitif
3. Sifat perfeksionis
4. Peran baru, misalnya sebagai mahasiswa atau pekerja
Imposter Syndrom memang bukanlah jenis gangguan mental, namun jika dibiarkan berlarut bisa menyebabkan seseorang mengalami kecemasan hingga berujung depresi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi hal tersebut, antara lain:
Mengakui Perasaan
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menyadari dan mengakui apa yang dirasakan, bisa dimulai dengan cara menuangkan perasaan pada buku catatan.
Hal ini bisa membantu menyadari mungkin sebenarnya keraguan tidak berdasar tidak perlu dikhawatirkan.
Lawan Pikiran Negatif
Setiap pikiran negatif muncul, lawanlah pikiran tersebut dengan positive self-talk, misalnya dengan mengatakan usaha apa yang sudah dilakukan untuk mencapai kesuksesan saat ini. Ini akan bermanfaat untuk menetralkan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu selama ini.
Bicarakan Perasaan kepada Seseorang
Selain menulis, kamu juga bisa melegakan perasaan dengan bercerita kepada orang yang dipercaya, seperti sahabat, keluarga, atau kolega. Mungkin mereka bisa memberikan sudut pandang yang lebih positif.
Kenali Kekuatan dan Kelemahan Diri
Mengenali kekuatan dan kelemahan diri bisa juga membantu menghadapi Imposter Syndrome. Setelah memahami dua hal tersebut secara lebih dalam, coba temukan cara untuk mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan diri.
Akui dan Nikmati Kesuksesan
Setiap kamu berhasil meraih kesuksesan biasakan untuk mengakui bahwa pencapaian tersebut hasil usaha, kecerdasan, dan keahlian diri.
Selain itu, ingatlah bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesuksesan dan ingat juga kamu berada di tempat sekarang karena usaha dan keputusan yang dipilih.
Penulis: Rinta