Suarakampus.com- Ustaz Abdul Somad menuturkan, wawasan kebangsaan yang diterapkan di Indonesia, sedari dulu sudah diajarkan dalam ukhuwah Islamiah. Penerapan hal tersebut, katanya telah dipraktikkan Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam ketika berinteraksi dengan non muslim.
Ustaz Abdul Somad bilang, dalam menjalin hubungan dengan orang yang berbeda agama Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam mengajarkan berbagai batasan. “Jangan memutuskan hubungan muamalah dengan non muslim, tetapi terbataslah ketika berurusan dalam hal ibadah,” katanya saat menyampaikan kuliah umum di Auditorium Universitas Negeri Andalas (Unand), Senin (07/11).
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam ketika telah hijrah ke Madinah, memberikan aturan untuk menjalin hubungan dengan orang yang berbeda agama secara baik. “Nabi membuat perjanjian yang berisi 12 poin, isinya wajib untuk menjaga Kota Madinah dan harus ditaati orang Yahudi maupun muslim,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam juga menjaga silaturahmi dengan menerima hadiah walaupun berbeda agama. “Ketika nabi berada di Afrika, ada seorang raja, kemudian nabi diberikan kain panjang oleh kaum Mesir di sana,” katanya.
Lanjutnya, Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam juga pernah mengajak seorang pemimpin beserta kaumnya memeluk Islam dengan cara yang baik. Hal tersebut melalui pengiriman surat kepada penguasa kristen ortodoks, Alexandri. “Surat ajakan itu bertuliskan mengajak kaum kristen ortodoks masuk ke dalam Islam,” jelasnya.
Sementara itu, Ustaz Abdul Somad memaparkan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengajarkan hambanya untuk bersikap adil kepada siapa pun dalam QS. Al-Mumtahanah. Kata dia, surat tersebut menjelaskan jika ada non muslim yang tidak membunuh dan mengusik dalam hal agama, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh untuk berbuat adil.
Katanya, sikap toleransi muslim terhadap orang yang berbeda agama adalah dengan menghormatinya. “Ada landasan kita dalam bertoleransi pada Q.S Al-Kafirun,” paparnya. (red)
Wartawan: Febrian Hidayat (Mg), Asri Jamil (Mg) dan Ahmad Roihan (Mg).