Suarakampus.com– Himpunan Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMP KPI) meluncurkan Klinik Suara Mahasiswa sebagai kanal pengaduan aspirasi dan keluhan mahasiswa secara online dan offline. Kegiatan ini bertujuan merespons dinamika yang dialami mahasiswa, Minggu (13/04).
Penanggung jawab program, Zakiatul Husna Sya’bani menyampaikan, nama program dipilih untuk menggambarkan ruang pemulihan keresahan mahasiswa. “Kami ingin menciptakan tempat penyembuhan bagi suara-suara mahasiswa,” katanya.
Zakiatul menjelaskan, sistem online menggunakan Google Form dan NGL Link sebagai sarana penampung aspirasi. “Sedangkan secara offline, kami terjun langsung melalui roadshow atau Advotalk,” ujarnya.
Zakiatul menambahkan, semua aspirasi yang diterima akan diolah dan ditindaklanjuti oleh tim advokasi. “Kami data, analisis, lalu tindak lanjuti setiap aspirasi yang masuk,” jelasnya.
Zakiatul memaparkan bahwa topik yang diterima bersifat terbuka dan beragam. “Dari pelayanan akademik, relasi dosen-mahasiswa, hingga isu sosial dalam kehidupan kampus,” tuturnya.
Ketua Bidang Advokasi HMP KPI 2025, Ryan Maulana Putra mengungkapkan, alasan lahirnya Klinik Suara Mahasiswa. “Kami ingin menghadirkan wadah dari keresahan hingga gagasan mahasiswa,” ungkapnya.
Ryan menilai, keresahan adalah bagian tak terhindarkan dalam kehidupan kampus. “Kami antisipasi sedini mungkin agar keresahan itu tidak berlarut,” tambahnya.
Ryan menjelaskan, tujuan program ialah membangun kepercayaan mahasiswa terhadap kanal aspirasi yang disediakan. “Kami ingin menjadi pusat pengaduan yang terpercaya,” katanya.
Ryan juga menyebutkan, strategi komunikasi akan dimaksimalkan lewat media sosial. “Kami akan ajak mahasiswa dengan pendekatan interaktif dan relevan,” ujarnya.
Ketua bidang tersebut menegaskan, saat ini program masih terbatas untuk lingkup Prodi KPI. “Karena kami dari HMP KPI, maka fokus utama kami adalah mahasiswa KPI sendiri,” jelasnya.
Ryan menambahkan, perencanaan menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam memetakan kemungkinan pelaksanaan program. “Kami mencoba menyusun perencanaan secara matang dan menyeluruh,” tuturnya.
Ryan menaruh harapan besar terhadap keberlangsungan program tersebut di masa mendatang. “Kami berharap program ini bisa dilanjutkan oleh kepengurusan berikutnya,” pungkasnya. (ver)
Wartawan: Siti Ulami (Mg)