Suarakampus.com– Dalam rangka melestarikan budaya dan pelaksanaan amanat Musyawarah Tuo Silek (MTS), Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat adakan Festival Silat Tradisi Nusantara. Kegiatan tersebut berlangsung mulai 31 Juli- 3 Agustus mendatang di Agamjua Art dan Culture Cafe, Payakumbuh.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Budaya Sumatera Barat, Supriyadi menyebutkan pencak silat merupakan warisan budaya yang diakui secara nasional maupun internasional. “Pencak silat dikenal sebagai warisan budaya bukan benda sehingga kegiatan ini perlu untuk pelestariannya,” tuturnya.
“Selain itu, kegiatan ini juga diperuntukan bagi pengembangan bakat dan kreativitas penggiat silat,” tambahnya.
Lanjutnya, kegiatan ini dihadiri oleh ratusan pesilat yang berasal dari 19 perguruan silat di Sumbar dan 6 perguruan silat di luar Sumbar. “Ada pesilat dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, Kepulauan Riau, dan Riau,” jelasnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar, Supardi dalam sambutannya mengatakan pencak silat merupakan ciri khas, karakter, dan jati diri bangsa Indonesia. “Ini menggambarkan karakter bangsa yang religius,” ujarnya.
“Seorang pesilat bukan hanya belajar bela diri, tetapi juga ukhuwah islamiah atau penanaman karakter religius,” katanya.
Selaku Perwakilan Pesilat Jawa Tengah, Ari Subroto mengungkapkan antusias berada di tanah Minang. “Kami ingin bermain silat diiringi talempong,” sebutnya.
Ari mengaku kegiatan ini juga bentuk silaturahmi di tanah Minang. “Guru kami juga mendalami silat di tanah Minang, tentu ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kami,” tutupnya. (wng)
Wartawan: Nur ‘Azizah Yunara Putri