Oleh: Verlandi Putra
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang)
Gemetar jemari menyibak lembar
Huruf-huruf tua berselimut senja
Lama tersisih di sudut lebar
Terbata bibir mengeja makna
Lafaz suci bagai kabut pudar
Melompat-lompat dalam benakku
Adakah firman masih mekar
Atau sirna dalam sesatku
Rangkaian ayat berkilau pilu
Dulu fasih bagai aliran sungai
Kini bergetar dalam ragu
Seakan jauh dari hulu damai
Nyala mihrab bersinar samar
Menatap hamba yang dulu pergi
Gema surah serak bergetar
Mengusik hati mengurai diri
Sunyi masjid menyentuh dada
Sujudku beku tak lagi ringan
Masihkah langit menyapa mesra
Atau menatap dengan keengganan
Lembar mushaf kusut terbuka
Menanti bibir mengecup aksara
Namun lisan kini tak berdaya
Menyebut ayat penuh gulana
Takbir pecah bagai kaca
Di dinding sunyi tanpa suara
Adakah Tuhan masih menyapa
Dalam bisikan yang kian lara
Tangis jatuh menyentuh sajadah
Membawa nestapa yang lama bisu
Ingin kembali dalam ibadah
Namun takut bacaan semu
Angin malam mendesir lembut
Membawa bisikan wahyu kudus
Dulu tersimpan dalam kalbu rembut
Kini kabur bagai bayang arus
Maka kupeluk Alquran tua
Kucium ayat dengan pilu
Lambat laun bibir bersuara
Mengusir takut yang kian beku