Muhammad Yazid Yaskur
Alumni Student Literacy Camp (SLC) 2024
Indonesia dihadapkan pada era kemajuan industri 5.0 yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi, mahasiswa di Indonesia dihadapkan pada tantangan baru dan peluang yang tak terbatas. Sebagai salah satu aset terpenting bangsa, mahasiswa memiliki potensi besar untuk membawa kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Guna untuk menggali potensi mereka di era digital, diperlukan upaya serius dalam meningkatkan literasi digital.
Literasi digital kini tidak lagi hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat lunak atau menjelajahi internet, melainkan juga kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola informasi dengan efektif di tengah kompleksitas era digital. Berbagai topik informasi yang beredar luas dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Dalam pemanfaatannya, hal ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa. Dengan literasi digital, tentunya menjadi penunjang fondasi yang sangat penting dalam menjawab tuntutan dunia kerja yang semakin terhubung dan dinamis.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih banyak mahasiswa di Indonesia yang belum memiliki akses yang memadai terhadap literasi digital. Kendala seperti keterbatasan infrastruktur, keterbatasan aksesibilitas terhadap teknologi, dan minimnya literasi digital yang harusnya dihadirkan dalam lingkungan kampus menjadi tantangan nyata yang perlu diatasi. Tanpa upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan literasi digital, menjadi penyebab mahasiswa tertinggal dalam persaingan global yang semakin besar. Dengan memperkuat literasi digital di kalangan mahasiswa, tidak hanya memberikan mereka akses yang lebih luas terhadap sumber daya pendidikan dan peluang karir, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin masa depan yang kompetitif di era digital ini.
Dikutip dalam laman kominfo.go.id, menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), mengemukakan empat prinsip dasar dalam literasi digital. Diantaranya yaitu pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial, hingga kurasi. Pemahaman yang mendasar untuk masyarakat awam perlu dilakukan baik secara implisit ataupun eksplisit. Dengan keterbukaan masyarakat menerima perkembangan pesat teknologi, akan menghadirkan sikap ketergantungan dan saling melengkapi terhadap segala informasi yang tersaji. Hal demikian akan berdampak kepada fenomena sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat dan terjadinya proses kurasi pengolahan informasi tersebut. Hal demikian menjadikan empat prinsip dasar ini sebagai pedoman masyarakat untuk dapat menghasilkan lingkungan yang “melek” teknologi dan siap bersaing dalam kemajuan teknologi dunia.
Di zaman ini, mahasiswa sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital memiliki banyak kelebihan dalam memahami dan mengadopsi teknologi baru dengan cepat. Mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan kemajuan digital untuk meningkatkan keterampilan, membangun hubungan, dan mengakses informasi dengan lebih efisien. Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan inovasi dan solusi yang baru dalam dunia digitalisasi yang terus berkembang pesat. Kemajuan teknologi ini terus memberikan dampak dalam cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi secara signifikan.
Sebagai agent of change di masa depan, peran mahasiswa sangatlah penting dalam memperjuangkan literasi digital di Indonesia. Mereka bukan hanya pengguna aktif teknologi, tetapi harus menjadi pelopor dalam menyebarkan kesadaran akan pentingnya literasi digital kepada masyarakat dalam konteks kemajuan sumber daya manusia yang unggul. Melalui kehadiran dan perannya di kampus serta dalam berbagai komunitas, mahasiswa dapat membangun kesadaran akan pentingnya literasi digital, bahkan memberikan pelatihan dan dukungan kepada mereka yang membutuhkannya.
Tak hanya itu, mahasiswa juga memiliki potensi besar untuk menjadi inovator dalam mengembangkan solusi dan aspirasi yang memperkuat literasi digital di berbagai sektor. Seperti halnya di sektor politik, mahasiswa menjadi influencer ditengah-tengah masyakarat dalam menyuarakan pendapat di berbagai platform media yang tersedia. Dampak yang disampaikan mahasiswa ini menyebabkan perubahan struktur sosial yang terjadi seperti halnya “Gerakan Mahasiwa, Selamatkan Demokrasi” yang hangat digelorakan semasa Pilpres 2024 kemarin. Dampak yang dihasilkan sangatlah masif membuat berbagai lapisan masyarakat Indonesia tergerak, salah satunya dengan disusulnya pergerakan para akademisi dari berbagai kampus negeri ternama di Indonesia yang ikut menyuarakan kritik terhadap kondisi pemerintah yang terjadi. Hal ini disebabkan karena proses kurasi teknologi masyarakat yang baik sehingga menghasilkan produk informasi yang baik pula yang berdampak kepada kehidupan sosial masyarakat melalui proses digitalisasi modern.
Hal ini menjadi penting, kurasi informasi dalam literasi digital dalam kehidupan sosial di mana peran kunci ini dimiliki oleh mahasiswa sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital. Di era di mana informasi mengalir deras, kemampuan untuk menilai, menyaring, dan memilih informasi yang tepat menjadi sangat penting untuk mencegah konflik dan perdebatan yang berkepanjangan dalam masyarakat. Kurasi informasi yang kurang baik dapat memicu perselisihan yang serius, memengaruhi pandangan individu, bahkan merusak hubungan dalam komunitas. Karena itu, penting bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk memiliki keterampilan kurasi informasi yang solid agar dapat menghadapi tantangan literasi digital. Upaya meningkatkan pelatihan dan pendidikan tentang kurasi informasi harus diperkuat, dengan kerjasama antara lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat, untuk memperdalam pemahaman dan memberikan pelatihan yang relevan. Melalui langkah-langkah ini, mereka dapat menjadi kekuatan positif yang memperbaiki pemahaman, mengurangi konflik, dan memperkokoh kebersamaan sosial di tengah dinamika informasi di era digital.
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan dan pekerjaan juga menjadi urgensi penerapan literasi digital di masyarakat. Mahasiswa yang memiliki keterampilan seperti mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang diperoleh dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, akan menjadi prioritas tinggi dibanding mahasiswa yang minim literasi digitalnya. Hal ini menjadikan stereotipe baru di kalangan mahasiswa untuk dapat menguasai literasi digital sebagai bekal dan sebagai nilai jual diri dalam dunia kerja. Dengan begitu menunjukkan kesiapan mahasiswa untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta siap bersaing dalam dunia kerja yang cakupannya lebih luas.
Dengan memperkuat literasi digital di kalangan mahasiswa, kita tidak hanya memberikan mereka akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan peluang karir, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin masa depan yang tangguh di era digital ini. Mendorong literasi digital di kalangan mahasiswa adalah investasi negara untuk masa depan bangsa, di mana mahasiswa menjadi sosok revolusioner yang membawa kemajuan bagi Indonesia menuju masyarakat yang berpengetahuan luas dan terhubung secara global.
Berbagai cara seperti menghadirkan kolaborasi dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga masyarakat secara keseluruhan, merupakan salah satu cara meningkatkan literasi digital masyarakat. Dukungan yang memadai kepada mahasiswa dalam upaya mempromosikan literasi digital dapat berupa akses terhadap sumber daya pendidikan tentang literasi digital, pembentukan komunitas yang fokus pada pengembangan keterampilan digital, dan penyediaan platform untuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan seputar literasi digital yang dapat menekan signifikansi minat masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa bisa menjadi motor perubahan yang membawa Indonesia ke arah yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global.