Mom, adalah panggilan yang sering diucapkan mahasiswa kepada Martin Kustati Ketua Prodi Tadris Bahasa Inggris. Ia adalah sosok wanita yang lemah lembut, pendidik dengan segudang prestasi.
Meskipun ia sibuk dalam pekerjaannya sebagai wanita karir, ia tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan perannya sebagai seorang isteri dan ibu dalam keluarganya. Ini dapat ia lakukan juga karena dukungan Zulfikri, suaminya, seorang anggota polisi yang memberi kepercayaan kepadanya dalam karirnya. Dengan dukungan dan kerjasama dengan suaminya itu jua wanita yang hobi manulis dan menyanyi ini dapat menyelesaikan studinya tepat waktu tanpa mengurangi perhatiannya terhadap suami dan anak-anaknya.
“Alhamdulillah, suami saya mendukung karir saya, jadi ketika saya sibuk, suami saya yang menggantikan dan memperhatikan anak-anak, begitu juga ketika suami saya sibuk, saya yang menghendelnya,” tutur dosen cantik ini ketika ditemui di ruangannya.
Ia adalah sosok yang gigih dalam menjalani kehidupan dan menggapai cita-citanya. Ketika menyelesaikan pendidikan S3 di Malaysia, anak-anaknya menetap Bukittinggi hingga sekarang masih tinggal di Bukittinggi. Ia tetap melaksanakan aktifitas dan menjalankan tugasnya sebagai ketua prodi dan dosen meskipun harus bolak-balik Bukittinggi-Padang.
“Ketika saya melanjutkan Studi S3 di Malaysia, suami dan anak-anak menetap di Bukittinggi dan insyaallah akan pindah secepatnya ke Padang,” ucapnya. Baginya pendidikan terhadap anaknya tetap tidak boleh terabaikan. Ia menerapkan kedisiplinan dan pendekatan dalam mendidik anaknya. “Ketika waktunya belajar, ya belajar, ketika waktunya bermain ya diberikan waktu bermain kepada anak-anak. Menjadi teman curhat bagi anak, menanyakan apa permasalahan yang dialaminya. Tidak langsung memarahi anak jika terdapat kesalahan, karena itu akan membuat anak menjadi keras,” jelasnya.
The More Noble, The More Humble, semakin berhasil seseorang, semakin mulia budinya. Itulah moto hidup yang menjadi pegangan oleh sosok yang dilahirkan dan dibesarkan di Manna-Bengkulu Selatan pada 18 Agustus 1973 lalu ini. Ia telah meraih prestasi demi prestasi diantaranya menjadi mahasiswa berprestasi tingkat nasional dan diundang untuk mengikuti serangkaian even “Golden Independence Day” di Istana Presiden tahun 1995, mendapatkan penghargaan sebagai “Asian Graduate Student Fellow di Asia Research Institut di National University of Singapore” tahun 2008, menjadi pemakalah di berbagai seminar Internasional di Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Hongkong, menulis artikel yang telah diterbitkan baik di jurnal lokal, nasional maupun internasional. “Using DRTA Strategy to Overcome EFL Students’ Problems in Reading Literature” merupakan karya terbaru yang sudah diterbitkan di International Journal of Learning, Commond Ground, Amerika Serikat, Volume 17 no 1, dan masih banyak prestasi lain yang telah diraih oleh dosen yang ramah ini.
Putri dari pasangan Suharjo dan Sukmawati ini mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 17 Manna tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama tahun 1987 dan Sekolah Umum tahun 1992. Setelah itu Ia melanjutkan ke pendidikan tinggi ABA Budidharma Haji Agus Salim pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris tahun 1992, lalu ke FKIP UT UPBJJ Padang tahun 1998 dan Program Pascasarjana UNP tahun 2003.
Ia juga berhasil menamatkan program magister dengan predikat Cumlaude. Pada tahun 2007 sosok yang disukai banyak mahasiswanya ini melanjutkan pendidikan di Jurusan Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (TESL) di Universiti Kebangsaan Malaysia dan bisa menamatkan pendidikan dalam jangka waktu 3.5 tahun sejak Juni 2007 hingga Maret 2011.
Perempuan tiga putra ini juga pernah mendapatkan kesempatan menjadi Research Assistance pada dua penelitian di Fakultas Pendidikan UKM. Setelah menamatkan program doctor ia mengikuti penataran, Workshop dan Lokakarya tingkat nasional dengan mengikuti Penataran Penulisan Karya Ilmiah Tingkat Nasional di UM pada Maret 2012, Inovator Keilmuwan Perguruan Tinggi Agama Islam di Preanger Bandung pada September 2012, dan Lokakarya Nasional Pengelolan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah di Kartika Wijaya Malang Maret 2013.
Ketika ditanya bagaimana ia bisa meraih prestasi dalam menapaki pendidikannya, ia mengatakan agar tetap belajar dan belajar juga jangan cepat puas. Tidak pula sombong dengan keberhasilan yang diperoleh. “Jangan pernah sombong dengan keberhasilan yang telah diperoleh karena di balik langit masih ada langit dan selalu belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan karena ilmu itu selalu berkembang sesuai perkembangan zaman,” katanya.
Ia juga berpesan, “Bagi mahasiswa saya, ilmu itu tidak hanya didapatkan dengan kasat mata saja, artinya memang butuh proses pembelajaran. Karena itu perbanyaklah mencari bahan pelajaran, tidak malas membaca. Karena membaca akan memperluas cakrawala, kita akan mengetahui perkembangan. Membaca memang membutuhkan motivasi yang kuat, ketika tidak mendapatkan motivasi kita memang terlena dan merasa cepat puas dengan apa yang kita dapatkan, namun belajar bukan hanya dilakukan dalam pendidikan formal, tapi dapat dilakukan dimana saja, apalagi saat sekarang telah banyak sumber yang dapat dimanfaatkan”.
Dalam perjalanan karirnya, Martin Kustati pernah menjadi sekretaris prodi Tadris Bahasa Inggris tahun 2007 hingga 2011 dan pada saat ini menjadi ketua prodi Tadris Bahasa Inggris, ketua penyunting jurnal ilmiah Al-Ta’lim Fakultas Tarbiyah, wakil ketua PSPH Fakultas Tarbiyah, dan asesor sertifikasi dosen.
Dan dalam waktu dekat ini ia akan berangkat ke Yunani untuk menjadi pemakalah dalam seminar internasional di language learning Converence yang disponsori oleh Commond Ground Publisher USA yaitu pada pertengahan Juli bersama dengan Besral, M.Pd, Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.
Wartawan: Sri Handini