Suarakampus.com –Perayaan Idul Adha tahun 2025, diisi dengan beragam cara oleh para mahasiswa di kampung halaman. Dari tradisi mando’a di Payakumbuh, aroma lemang Sungai Penuh, hingga kebersamaan di Pasaman Timur, Jumaat (06/06).
Aqila, mahasiswa asal Payakumbuh mengatakan, Idul Adha bukan hanya soal kurban, tapi juga berkumpul dan saling mendoakan. “Indahnya idul adha komplit dengan berkumpul dan saling mendoakan,” katanya.
Ia mengungkapkan, ada satu tradisi di daerahnya ketika lebaran, yaitu mando’a yang dipimpin oleh ustaz surau. ”Momen yang sangat dinantikan,” ujarnya.
Lanjutnya, anak muda berpartisipasi dalam kegiatan kurban, mulai dari persiapan hingga pembagian daging. Setiap keluarga mendapatkan kupon satu, “Dua kupon untuk yang berkurban,” tambahnya.
Aqila mengakui masih ada masyarakat yang acuh terhadap kebersihan, meski sudah disediakan tempat sampah. “Banyak sampah yang dibuang sembarangan,” terangnya.
Harapannya ke depan bisa lebih baik,” tuturnya. Aqila menutup“Momen makan bersama setelah shalat Id sangat berarti,” ujarnya.
Sementara itu, Sarah Wirya dari Sungai Penuh menggambarkan, suasana salat Idul Adga yang tertib dan hangat. “Kami bersalaman dan silaturahmi spontan,” tuturnya.
Setiap lebaran, masyarakat akan malamang, kemudian dibagikan dan disajikan dengan kuah durian. “Tradisi ini masih dilestarikan,” tambahnya.
Sarah menyebut, semangat gontong royong dan kebersamaan terus terjaga dalam kegiatan ini, sampah juga jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Ini lebaran yang bersih dan berkesan,” tuturnya.
Sementara itu, Hanifah Mahasiswi Pasaman Timur mengatakan, Idul Adha tahun ini sepi, karena anak rantau banyak yang tak pulang. “Namun tetap hangat karena bisa berkumpul dengan keluarga,” katanya.
Kendati demikian, suasana tetap hangat karena masih bisa berkumpul dengan keluarga. “ Ia menjelaskan penyembelihan hewan kurban dilakukan setelah salat Jumat,jelasnya
Ia menambahkan, sebelum di semblih, hewan kurban melakukan ritual balimau terlebih dahulu. ”Tradisi ini masih kuat,” tambahnya.
Penyembelihan dilakukan setelah salat jumaat, dengan pembagian yang adik dan merata. ”Kupon disupervisi langsung oleh niniak mamak,” ucapnya.
Terakhir ia mengucapkan, semua orang ikut berkontribusi dan sampah pun nyaris tidak ada. ”Semoga tahun depan anak rantau lainnya bisa ikut pulang,” tutupnya. (Red)
Wartawan : Zahra Mustika (Mg)