Oleh : Zelzira Miky Lezia
(Mahasiswi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam )
Di sudut senja yang redup dan bisu
kulihat matamu—mata yang teduh
seperti telaga dalam hening waktu
menyimpan rahasia yang tak kutahu
Ada kisah di sana
yang tak sempat kujemput
Ada kenangan yang tak kusangka
telah lama tertaut
Kusadari, dalam tatap yang lembut itu
aku tak menemukan undangan
Hanya ada bayangan seseorang
yang lebih dulu menjejak di hatimu
Mata itu—yang dulu kucari dalam malam
yang kusebut dalam doa yang lirih
rupanya telah menemukan pelabuhan
dan bukan aku nahkoda yang dinanti
Aku menghela napas
menahan desir yang tak perlu
Karena aku tahu, sebuah hati tak bisa dipaksa
dan cinta tak bisa sekadar ingin kuambil
Tak ada yang salah pada waktu
hanya aku yang datang terlambat
Tak ada yang perlu kusesali
karena kau bahagia dalam dekap yang lain
Maka biarlah
mata teduh itu tetap menjadi miliknya
Aku akan melangkah
meski bayangnya masih tertinggal di mataku