Mei Lee, Dihadapkan Dua Pilihan Pertahankan Panda Merah atau Wujudkan Keinginan Keluarga

Judul: Turning Red (2022)
Genre: Animasi, Komedi, Keluarga, Petualangan
Durasi: 120 Menit
Sutradara: Domee Shi
Resensiator: Rayhan Fadillah

Film animasi bergenre komedi produksi Pixar Animation Studios, didistribusikan oleh Walt Disney Studios Motion Pictures ditayangkan perdana di London, Inggris pada 21 Februari 2022, dan dirilis di Disney+ Hotstar pada 11 Maret di negara-negara di mana layanan tersebut tersedia, bersamaan dengan pertunjukan terbatas serentak di El Capitan Theatre, Los Angeles, California. Film ini dibintangi oleh Rosalie Chiang, Sandra Oh, Ava Morse, Maitreyi Ramakrishnan, Hyein Park, Orion Lee, Wai Ching Ho, dan James Hong sebagai pengisi suara.

Turning Red bercerita tentang Mei Lee (disuarakan oleh Rosalie Chiang) yang merupakan seorang gadis remaja berusia 13 tahun keturunan China-Kanada. Mei Lee ini mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia merasa bahwa dia telah mandiri dan bisa melakukan segala sesuatu sendiri. Namun, ibunya bernama Ming (Sandra Oh), memiliki sikap yang sangat protektif kepada Mei Lee. Disamping, Mei Lee yang mulai beranjak remaja ibunya terus-menerus membatasi kebebasannya. Ibunya selalu memantau Mei Lee di sekolah, dan memantau setiap tindakan Mei Lee. Karena Mei Lee sendiri memiliki keturunan menjadi Panda Merah. Hal tersebut benar-benar membuat Ming, ibunya Mei Lee mengawasi Mei Lee agar Panda merah tidak termanifestasi di publik.

Beranjak remaja membuat Mei dan sahabatnya Miriam (Ava Morse), Abby (Hyein Park), dan Priya (Maitreyi Ramakrishanan) menimbulkan hasrat romansa yang juga menggebu-gebu. Selain terobsesi dengan anggota boyband 4*Town, keempatnya juga suka bergosip tentang cowok-cowok hot. Yang menandakan sikap pubertas pada diri mereka. Dengan menonton film tersebut seakan membawa kita pada nuansa lama yaitu kembali ke era boyband. Membuat kita sebagai generasi milenial kembali relate dengan ceritanya. Namun, Ibu Mei Lee mengetahui bahwa Mei Lee menyukai seorang laki-laki penjaga toko, hal itu membuat Mei dan ibunya bertengkar.

Perubahan Mei Lee menjadi Panda Merah pun terjadi ketika Mei Lee terbangun dari tidurnya ia berubah menjadi panda merah raksasa. Hal tersebut disadari bahwa jika Mei Lee sedang mengalami emosi yang kuat, dan bisa berubah seperti semula jika bisa menahan emosi itu. Hal unik terjadi bahwa sahabat Mei Lee bisa menjadi penenang emosi nya. Beberapa kali ia mampu menjaga agar panda merah tidak muncul ketika berdekatan dengannya. Sejak Mei bisa berubah menjadi panda merah, kepribadiannya pun sedikit berubah. Ia menjadi sosok yang lebih periang, pemberani, kreatif, dan inisiatif. Teman-temannya sangat menyukai sisi baru dari Mei ini. Sementara ibunya tidak menyukai sahabat Mei Lee karena menganggap mereka membawa pengaruh buruk bagi Mei Lee.

Panda Merah yang diterima Mei bisa hilang dengan melakukan ritual khusus di bulan purnama. Namun, saat akan melakukan ritual tersebut 4*Town boyband idola Mei, juga menggelar konser di kota tempat tinggalnya. Berbagai cara dilakukan oleh Mei demi menonton konser boyband favoritnya tersebut, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Panda Merah yang ada di dirinya untuk membeli tiket tanpa sepengetahuan ibunya. Namun, Mei Lee selalu berusaha untuk menonton konser tersebut tapi keluarganya Mei Lee tidak menyukai itu.

Film tersebut memberikan gambaran bahwa sulitnya menentukan pilihan antara menuruti keinginan keluarga dan mewujudkan keinginan untuk melihat konser boyband terfavorit yang sudah diimpikan sejak lama. Namun bagian ending filmnya tidak seperti dugaan kita, ternyata Mei Lee memilih untuk tidak melepaskan pandanya. Karena baginya panda itu bagian dari dirinya. Hal itu membuat ibu Mei Lee marah besar dan tidak bisa mengendalikan emosinya, hingga berubah menjadi Panda yang sangat besar. Kemudian Mei Lee dan ibunya menjadi bertengkar hingga dilaksanakannya ritual kembali untuk menyelamatkan ibunya. Akhirnya ibu Mei Lee menerima setiap keputusan yang di ambil Mei Lee.

Dari film tersebut bahwa setiap diri seseorang memiliki pilihan masing-masing, belum tentu yang yang dianggap buruk oleh orang juga berdampak buruk pada diri kita. Dan seorang ibu harus bisa menerima keputusan anaknya dalam menentukan pilihannya.

Tidak ada momen yang membosankan di film ini. Komedi datar yang lucu, pesan dan unsur budaya yang tersampaikan, semuanya terbungkus dalam pesona dan visual indah, penuh ekspresi, dan menyenangkan yang diselimuti oleh kisah coming-of-age yang menyentuh dan menghibur. Sayangnya, film ini tidak ditampilkan di bioskop seperti film lainnya.

Film ini memberikan pelajaran bagi kita, bahwa kita harus bisa memahami bagaimana kondisi dan perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Film Turning Red mengekspresikan emosi dan perkembangan seorang anak menjadi remaja dalam cerita yang menyentuh. Menyadarkan bahwa perubahan memang menakutkan, tapi tetap bisa menyenangkan dan melegakan. Ada juga sedikit nuansa keluarga Tionghoa seperti praktik bai san atau menyalakan dupa untuk menghormati leluhur, irisan jeruk setelah makan malam, bahkan penggunaan bahasa Kanton, yang menggambarkan kehidupan remaja di Kanada.

Film ini berbicara soal bagaimana seseorang menemukan jati diri dan memperjuangkannya adapan keluarga. Kita semua pernah jadi anak, dan dengan nonton Turning Red, memori kita akan berkelana sedemikan rupa. Rasanya, ini jadi sebuah pengalaman nonton yang menyenangkan. Animasi visual yang detail dan ekspresif membawa lebih banyak emosi dan tentu saja mendukung gaya komedi dalam film ini. Penggambaran suasana sepanjang film begitu nyaman dipandang mata, selain itu hubungan pertemanan yang tulus dan begitu kompak bisa menginspirasi penonton untuk menemukan ketulusan yang sama dalam pertemanan selama hidupnya. Tak ketinggalan momen-momen lucu dan gemas dari panda dan teman-teman Mei. Pixar mampu membawa film Turning Red untuk mengekspresikan emosi dan perkembangan seorang anak menjadi remaja dalam cerita yang menyentuh.

Turning Red berhasil menampilkan penggambaran realita tentang saat-saat pubertas yang paling canggung, dari rasa malu karena seksualitas yang berkembang, kemarahan yang tidak dapat dijelaskan, hingga berurusan dengan ketidaknyamanan tubuh.
Turning Red memiliki pesan moral untuk para orang tua dan anak remaja. Melalui film ini, ibu dan anak dapat melihat keadaan satu sama lain dengan jelas. Ibu dapat melihat perasaan apa saja yang dialami oleh anak remaja, dan menyadari perubahan yang terjadi pada anak apalagi sudah beranjak remaja dan mengalami masa pubertas. Dan seorang anak tau alasan orang tua sering menuntut dan mengekang kepadanya. Karena itu seorang Ibu harus memahami sifat anak dengan tidak terlalu bersikap protektif agar anak bisa bebas berekspresi. Film ini cocok bagi remaja dan orang tua bertema keluarga dan persahabatan dengan visualisasi yang menghibur.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

UKPM WP UBH Lantik Delapan Pengurus Periode 2022/2023 untuk Ciptakan Gebrakan Baru

Next Post

Ibunda

Related Posts
Total
0
Share