Suarakampus.com- Daniel Dhakidae merupakan sosok yang sangat mementingkan ilmu pengetahuan. Hal ini diungkapkan oleh Profesor Kajian Asia University of Melbourne, Vedi R Hadiz saat acara Dialog Sejarah Mengenang Kepergian Daniel Dhakidae secara virtual melalui Live di Facebook dan Instagram.
Daniel bukan pula orang yang menganggap ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang netral dan berdiri sendiri. “Semua karyanya menunjukkan bahwa ilmu sosial syarat dengan kekuasaan, salah satu sumbangannya pada Majalah Prisma ialah edisi Manusia dalam Mulut Sejarah,” kata Vedi, Jumat (09/04).
Lanjutnya, dahulu orang beranggapan orang yang intelektual atau terdidik kota nantinya menjadi liberal dan demokrasi, namun itu tidak benar. “Daniel menyadari dan melihat bahwa ide-ide liberalisme, surealisme, dan demokrasi yang ia kumandangkan bersama teman-temannnya memiliki basis yang sangat tipis,” tuturnya.
Kemudian Pemimpin Redaksi Historia, Bonnie Triyana mengatakan berpulangnya pemikir terkemuka Daniel Dhakidae pada Kamis (08/04) kemarin meninggalkan sejumlah karya intelektual. “Salah satunya buku Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru yang meninggalkan catatan kritis disertai pertanyaan-pertanyaan yang masih dicari jawabannya hingga sekarang,” ungkapnya.
Wartawan Jakarta Post, Evi Mariani menuturkan Daniel sosok yang bisa menempatkan hal apapun pada tempatnya. “Beliau sosok yang sangat dihormati oleh orang lain, siapa pun itu termasuk orang yang dikritiknya,” katanya.
Sedangkan, Hamid Basyaib menilai sosok Daniel sebagai seorang ilmuan yang bicara terang-terangan. “Kalau jelek dia bilang jelek dan begitu sebaliknya, itulah sikap dasar intelektual atau ilmuan yang saya lihat dari sosok Daniel,” ucap aktivis dan wartawan senior tersebut.
Hal yang sangat menonjol dari sosok Daniel adalah ia orang yang jujur, memiliki integritas tinggi, dan tidak mudah silau jika temannya seorang cendekiawan kritis terhadap kekuasaan. “Namun, Daniel akan mengecam keras jika mutu karya mereka jelek atau melakukan kecurangan dalam memproduksinya,” tutupnya. (rta)
Wartawan: Nada Andini (Mg)