Suarakampus.com- Musyawarah Dewan Eksekutif Mahasiswa (Mudema) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), UIN Imam Bonjol Padang tetapkan Ulil Amri sebagai Ketua Umum (Ketum) terpilih periode 2025/2026. Kegiatan tersebut diadakan di Gedung Aula Mansur Kampus II, Jum’at (06/11).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan Himpunan Mahasiswa Prodi/Jurusan (HMP/HMJ) yang ada di FTK.
Ketua Panitia, Nabiel Makariem menyampaikan bahwa tahun ini hanya ada satu calon kandidat. “Pada periode sekarang, calon untuk ketua umum DEMA FTK hanya ada satu orang yaitu Ulil Amri dari Prodi PBA angkatan 2022,” ucapnya.
Ia mengatakan, acara Mudema berlangsung selama satu hari penuh dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. “Acara mudema berjalan dengan lancar dari awal acara sampai akhir acara,” katanya.
Lanjutnya, proses pemilihan ketum dalam acara tersebut tetap melakukan sistem musyawarah. “Walaupun calon kandidatnya cuma satu kami tetap melakukan sistem musyawarah dan menghapuskan sistem debat terbuka karena tidak ada calon kandidat yang lain,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada beberapa syarat untuk calon kandidat. “Kriteria yang harus dimiliki calon kandidat salah satunya adalah mahasiswa aktif, minimal memiliki IPK 3.50. Bersedia untuk di tes hafalan Al-Qur’an dan mampu membaca Alquran dengan baik serta bersedia untuk mencalonkan diri,” ungkapnya.
Nabiel juga menuturkan, kendala pada awal kegiatan yang bermula dari kurangnya koordinasi. “Kendalanya koordinasi dari ketua dengan bidang-bidang yang lain juga karena pengurus-pengurus dan peserta yang hadir kurang,” jelasnya.
Kemudian, Zikri Akbar, Gubernur Demisioner DEMA FTK UIN IB, periode 2024-2025 mengungkapkan semoga periode kedepannya yang lebih baik lagi. “Semoga untuk periode berikutnya hal-hal yang rasanya bisa dikembangkan bisa dikembangkan kembali dan yang kurang dapat diperbaiki,” sebutnya.
Kemudian, Ulil Amri selaku Gubernur terpilih Dema FTK periode 2025-2026 mengungkapkan, perasaannya sesaat setelah ketukan palu dari presidium Mudema. “Perasaan saya saat terpilih menjadi ketum yaitu berat hati karena amanah besar yang akan saya emban. Ibaratnya kapal sudah ada di tangan saya untuk di nakhodai dan kapal itu harus sampai selamat ke pelabuhan,” ungkapnya.
Mahasiswa asal Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ini menjelaskan, alasan terkait keberaniannya untuk mencalonkan diri karena dorongan teman-teman dan kepercayaan tim. “Saya juga punya niat baik untuk kebermanfaatan kedepannya, karena ketika disana ada jalan, saya akan mencoba untuk membangun harapan dan mewujudkan masa depan,” ujarnya.
Ia berharap, di kepengurusannya nanti dapat menjadi lebih baik dan memiliki hubungan kekeluargaan yang erat dengan pihak lain. “Semoga di kepengurusan saya bersama rekan terpilih nantinya menjadi Dema yang lebih fisioner, sistematis dan erat kekeluargaannya serta berkolaborasi dengan pihak pihak terkait,” tutupnya. (Ira)
Wartawan: Azzahra Siti Nurrahmi, Nurwasilah Arafiah