Suarakampus.com- Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI), Firman Noor mengatakan kualitas demokrasi kerap kali mengalami ketimpangan. Pasalnya, tendensi dan stagnansi dalam menangani problem demokrasi dan perkembangan dinamika politik di tahun belakangan mengalami penurunan.
“Sekarang ini, partisipasi berpolitik sudah terbatas sehingga banyak menimbulkan permasalahan,” katanya pada Webinar Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bertajuk Proyeksi Demokrasi dan Dinamika Politik 2022, Rabu (02/02).
Lanjutnya, dalam konteks politik kontemporer, demokrasi Indonesia masih mendapat dukungan oleh kaum mayoritas. Namun demikian, hubungan antara eksekutif dan legislatif tidak lagi seimbang karena perbedaan spekulasi dan sikap berlebihan pada kritikus. Hal itu terlihat dalam pemindahan Ibu Kota yang kesannya tergesa-gesa, sementara Indonesia sedang membutuhkan banyak dana.
“Apalagi sejak pandemi, situasi demokrasi di Indonesia semakin buruk dan menurun akibatnya izin berpendapat sangat minim,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, ia juga menyebutkan kajian terkait kondisi kontemporer telah mengisyaratkan pelemahan stagnansi demokrasi Indonesia. Kata dia, dinamika politik tersebut akan menimbulkan tendensi politik yang bakal berlanjut seperti tahun 2021.
“Revolusi perkembangan politik mesti ditinjau kembali, karena hal itu sangat berhubungan erat dengan stabilitas politik dan manuver demokrasi menuju pemilu 2024,” jelas Firman.
Kendati demikian, Firman berharap kondisi demokrasi Indonesia bisa dijaga secara lebih komitmen dan jauh dari pelanggaran konstitusi. “Semoga di tahun 2022 ini menjadi momentum bagi new leadership dan perbaikan politik di masa yang akan datang,” harapnya.
Diketahui, berdasarkan data dari The Economist Intelligence Unit (EIU), terjadi penurunan kualitas demokrasi Indonesia dengan poin 6,3. Perolehan laporan tersebut menunjukkan keterpurukan kualitas demokrasi Indonesia sejak 14 tahun terakhir. Survei itu menempatkan Indonesia pada peringkat 64 di bawah Malaysia, Timor Leste dan Filiphina.
Wartawan: Zaitun Ul Husna (Mg).