Suarakampus- Awal tahun 2024 harga beras mengalami kenaikan dan diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir Maret mendatang. Hal ini berdampak pada penurunan omzet sejumlah pedagang di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) kampus II UIN IB Padang, Senin (26/02)

Salah seorang pedagang Pujasera, Ani menyampaikan keluhannya terkait kenaikan harga beras kali ini, karena di samping itu ia harus tetap mempertahankan harga jual seperti biasanya. “Naiknya harga beras boleh dibilang sangat memberatkan, yang biasanya harga beras segantang itu Rp20.000, sekarang jadi Rp22.000,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, dengan keadaaan saat ini tentunya mengakibatkan keuntungannya berkurang, walaupun revenue yang dihasilkan tidak terlalu berkurang. “Yang berkurang hanya pendapatan bersihnya saja, kalau dulu harga bersihnya itu bisa lebih dari Rp100.000 per hari sekarang berkurang,” tuturnya.

Kemudian kata dia, pemerintah memberikan ultimatum tentang jumlah beras yang dapat dibeli itu terbatas. “Untuk beras subsidi itu pembeliannya terbatas, dimana sekarang diizinkan membeli di swalayan maksimal hanya 2 karung,” keluhnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pedagang bernama Meti, yang menyampaikan adanya persaingan diantara para pedagang lain menyebabkan tidak memungkinkan untuk menaikkan harga jual. “Hanya bisa bersabar dengan keadaan seperti saat ini, karena jika menaikkan harga jual pelanggan bisa lari,” katanya.

Ia berharap, agar harga beras kali ini segera kembali normal seperti sebelumnya. “Dengan harga yang tinggi seperti sekarang tentu pedagang merasa dirugikan, namun jika harga kembali normal hendaknya pedagang bisa meraih keuntungan yang lebih lagi,” tutupnya. (rhm)

Wartawan: Ulya Rahma Yanti (Mg)