Pekan Kebudayaan Nasional, Akan Hadirkan Festival Pusako

Kegiatan konferensi pers dalam membahas pekan budaya nasional. (Sumber: Brayen/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Pekan Kebudayaan Nasional akan hadirkan Festival Pusako guna memaknai keberagaman budaya di Minangkabau. Hal tersebut disampaikan pada Kegiatan Konferensi Pers yang berlangsung di Fabrieck Bloc, Senin (09/10).

Selaku Kurator bidang Artistik Festival Pusako Atma mengatakan, kegiatan tersebut mengarah kepada peristiwa kolektif dalam pemaknaan pusako, sebagai manifestasi dari upaya para pelaku budaya. “Hal tersebut diberikan perspektif keberagaman, sebagai nilai-nilai pusako dalam wilayah multikultural,” sampainya.

Lanjutnya, gerakan tersebut mampu menjadi ruang temu yang bisa mendistribusikan pengetahuan sesuai perspektif masing-masing dari para pelaku seni. “Ini upaya kita untuk merajut kembali budaya-budaya, sebagaimana dalam pepatah Minang mengatakan hilang Pusako dek pencarian,” katanya.

Pada kesempatan lain, Rijal selaku Kurator Literasi juga menyampaikan bahwa festival itu merupakan program untuk mendefenisi ulang apa itu makna pusako dengan mengangkat kegiatan festival pusako. “Pertunjukan ini ditampung oleh sastra lisan, yang dimainkan dengan dendang, saluang dan juga diisi oleh story telling yang dibungkus dengan makna yang tersirat,” jelasnya.

Kemudian, ia mengatakan festival pusako dapat menjadi titik simpul atau sebagai kenangan bersama, mulai dari mengingat, mengenang, dan merawat budaya. “Kita harus rawat dan jaga keberagaman, sehingga dengan pertemuan ini akan banyak menghasilkan keberagaman festival”, terangnya. “

Kegiatan ini akan berlangsung selama 5 hari, terhitung dari tanggal 11-15 Oktober yang akan diisi oleh ragam komunitas, pelaku budaya, akademisi dengan beragam sudut pandang mengenai Pusako. “Akan hadir beragam kegiatan menarik lainnya dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Sambungnya, kegiatan itu tidak hanya ajang ragam kebudayaan, juga mengangkat memori kolektif Pusako, yang ditampilkan saat pembukaan opening. “Istilah ‘Minang Kapalo jamba‘ akan hadir dalam openingnya,” sambungnya.

Selaku bidang perfilman, Alif mengatakan ada kegiatan literasi Film dokumenter yang menggarap dari budaya lokal. “Tentunya ada diskusi dengan memberikan sebuah jalan, seperti menghadirkan film budaya kita sendiri,” sebutnya.

Disisi lain, Like selaku Kurator Astronomi dan kuliner hadir dengan wujud Pusako dalam bentuk cita rasa dan selera.
“Kajian tentang gastronomi di dunia mungkin sudah biasa, tapi di Indonesia sedang trend, bahwa kuliner menjadi kebanggaan negara,” ungkapnya.

Ia berharap, dengan hadirnya acara tersebut bisa melahirkan produk-produk dan bisa membudidayakan keberagaman yang ada, khusus di Indonesia. “Kita akan merasakan dampaknya beberapa tahun ke depan, dengan cara melestarikan budaya,” tutupnya. (una)

Wartawan: Rindang Sn dan Febrian Hidayat

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Pengagum Rahasia

Next Post

Annisa Azzahra: Hukuman Mati Tidak Memberikan Efek Jera

Related Posts
Total
0
Share