Suarakampus.com- Pemimpin Redaksi Alinea.id, Khudori menilai peran media dalam mengawal isu pemberantasan korupsi sangat mendesak untuk diwujudkan. Karena media hadir sebagai pihak yang bisa diharapkan untuk mengawasi jalannya kekuasaan.
“Kenyataan hari ini menyedihkan, pemerintah nyaris berjalan tanpa pengawasan, yang seharusnya peran itu dijalankan oleh parlemen,” katanya saat acara ulang tahun ke-23 Indonesia Coruption Watch (ICW) secara virtual, Senin (21/06).
Sejatinya peleburan antara pemerintah dan parlemen, yang terjadi hari ini, kata Khudori merupakan jalan terjal yang dihadapi demokrasi Indonesia. Sehingga ia menekankan keterlibatan media secara masif dalam mengawal isu-isu yang melemahkan demokrasi dan pergerakan anti korupsi.
“Saya melihat dengan adanya kolaborasi media dan liputan investigasi yang ketat, akan turut mengkonsolidasi publik, karena kita ini bekerja untuk kepentingan publik,” ungkapnya.
Ia memandang dengan adanya media kolaborasi dapat memudahkan kerja jurnalistik dan menciptakan verivikasi yang sangat ketat.
“Saya mengapresiasi media yang melakukan kolaborasi dalam mengungkap isu yang sulit dijangkau,” ucap Khudori.
Khudori berharap, kolaborasi tidak hanya dilakukan oleh media nasional, tetapi juga diterapkan oleh media yang berbasis di daerah. “Akan sangat luas pengaruhnya jika kolaborasi juga dilakukan oleh media di Jakarta dengan media lokal,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Indonesia Ika Ningtyas, menyebutkan bahwa media kolaborasi merupakan masa depan jurnalisme investigasi Indonesia. Ia menilai, peliputan yang dilakukan secara kolaborasi akan menjadi tren dalam mengawal isu antikorupsi ke depannya.
“Semoga keberadaan media kolaborasi ini semakin banyak dilakukan oleh media lain, tidak hanya oleh media yang di Jakarta, tapi juga di daerah,” harapnya. (ulf)
Wartawan: Nandito Putra