Oleh : Siti Ulami
(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Imam Bonjol Padang)
Besar dengan logika
Tumbuh dengan nalar
Membuatnya seolah mati dalam perasaan
Untuk mengungkapkan “aku menyayangimu,”
Lebih berat dari mengangkat beban ribuan karat
Jangankan itu
Sesederhana menanyakan
“Sudah makan?” dan “Bagaimana kabarmu?” pun
Luput tercatat
Apakah ini akan selamanya
Menjadi manusia penyayang
Yang tak pernah diketahui
Oleh manusia kesayangannya?
Beribu maaf kuucapkan
Untuk manusia-manusia kesayanganku
Aku menyayangimu
Dahulu, sekarang, dan selamanya