Suarakampus.com- Sekretaris Umum LPM Suara Kampus 2019 Amelysa mengatakan, selain membuat berita wartawan mesti pandai mengambil dan memahami foto jurnalistik. Pasalnya, hal tersebut akan memperkuat keberadaan berita.

Amelsya menjelaskan, foto jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum serta memiliki makna bagi masyarakat, fenomena yang berhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan, hal-hal yang luar biasa dan baru terjadi di masyarakat.

Selain itu kata dia, foto jurnalistik juga bisa diambil dari konflik menjadi berita yang paling menarik dan banyak disimak oleh masyarakat, seseorang yang dianggap memiliki kedudukan, peran dan kemampuan dalam bidang tertentu. Maupun, katanya, hal unik atau aneh baik hasil karya manusia, kejadian atau kondisi alam yang tidak umum dalam masyarakat.

Kata dia, foto jurnalistik memiliki banyak jenis sehingga membuat jurnalis leluasa untuk menentukan jenis foto yang akan digunakan. “Foto jurnalistik itu ada foto berita umum, tempat, daily life photo, seni dan budaya,” tuturnya saat menyampaikan materi Diklatsar 2022.

Selain itu, Amelsya bilang pengambilan foto jurnalistik bisa dari sudut foto yang sangat lebar pada jarak jauh untuk menunjukkan pemandangan panorama yang luas (extreme long shot), mengambil foto yang memperlihatkan wajah subjek mulai dari dada sampai kepala (medium close up).

Lanjutnya, ada pengambilan gambar dari ujung kaki hingga kepala (long shot), bahu hingga kepala seseorang (close up), gambar seseorang karakter dari kaki hingga kepala (medium shot), gambar yang menunjukkan emosi yang intens (extreme close up).

Ia berharap, pada masa digitalisasi peserta bisa lebih aktif dan kreatif dalam menghasilkan karya-karya jurnalistik. “Semoga teman-teman lebih aktif dalam membuat foto jurnalistik, dan menguploadnya di media sosial,” harapnya. (red)

Wartawan: Yogi Saputra (Mg)