Oleh: Nada Asa Fhamilya Febria Andre
Dari pagi hingga petang kembali bersua
Aku masih di koordinat yang sama
Masih terfokus pada garis pemikiran yang terkuras
Tak mampu mangkir dari layar gawai yang seolah-olah di bui
Wajah tampak lelah namun batin menolak untuk pasrah
Tumpukan perintah datang tak henti menghujam luang
Sisa waktu dihitung oleh masa
Masa tak nampak namun diam-diam berlalu
Gerakan selalu terpotret pada biorama
Diam berdiri namun berarti
Terkadang punggung perlu bersandar
Pikiran butuh istirahat sejenak
Mata perlu tertutup dari paksaan perintah yang harus
Terkadang ingin memilih mangkir namun teringat akan takdir
Sudahlah, lelah dibayar rehat
Padang, 17 April 2021