Memperbaiki Pergaulan Lebih Utama Derajatnya Dari Shalat, Puasa, dan Sedeqah

Prof. Dr. H. Asasriwarni/doc: pribadi

Khazanah

Penulis: Prof.Dr.H.Asasriwarni (Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

A. Allah SWT Berfirman:

لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. An-Nisaa/4:114).

B. Sabda Rasulullah SAW

  1. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ : صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ
هِيَ الْحَالِقَةُ لاَ أَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّيْنَ

“Maukah Aku tunjukkan pada kalian tentang sesuatu yang derajatnya lebih utama dari pada sholat, puasa, sedeqah?” Para Sahabat menjawab: “Mau, wahai Rasulullah!”

Beliau صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

Perbaiki pergaulan, karena rusaknya hubungan baik berarti mencukur, Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur Agama. (HR. At-Tirmidzi No 2509, dan dishahihkan at-Tirmidzi).

  1. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat kelak, mana orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku. (HR. Muslim No. 1031).

Selanjutnya Rasulullah SAW juga bersabda:

من أحب في الله، وأبغض في الله، ووالى في الله، وعادى في الله، فإنما تنال ولاية الله بذلك، ولن يجد عبد طعم الإيمان وإن كثرت صلاته وصومه حتى يكون كذلك. وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئا.

Ibnu ‘Abbas berkata, siapa yang mencintai dan membenci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba tidak akan bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabatan seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka. (HR. Ibnu Jarir Disebutkan Dalam Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi).

  1. Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda:

ِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah meremehkan kebaikan sedikitpun juga walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri. (HR. Muslim No. 2626).

Semoga dengan renungan ini akan semakin memperkuat tali silaturrahmi. Aamin Allah humma aamiin.

*) Opini kolumnis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi suarakampus.com. (rta)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

UKM Musik Adakan Mubes Periode 2021/2022

Next Post

Rehat

Related Posts
Total
0
Share