Oleh : Sri Wahyuni
(Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UIN Imam Bonjol Padang)
Di balik kaca yang retak, aku tegak di tengah pecahan
Mencari ruang untuk dipijak, melompati keraguan
Aku tahu mungkin jalannya akan curam
Tapi di sini aku juga yakin
kakiku jauh lebih tangguh dari yang dipikir
Sejenak meraba, apakah darah mungkin akan ada banyak?
Selagi kita hati-hati dan tidak menyengaja menginjak,
Kurasa semua akan baik saja, semoga
Pesan-pesan yang terkasih selalu membuat semangatku memburu
Pasrah dan menyerah bukanlah pintaan mau dan arah yang dituju
Berjalanlah jika larimu sudah lelah, tapi berhenti selamanya adalah lampu merah yang dicipta sengaja
Huh
Ingin kubeli obat sebelum rasakan sakit,
Pecahan itu sangar dirasa
Walau tak tampakkan rupa
Andai tidak ada kata overdosis, sudah kuminum semua pil yang kupunya
Tak pedulikan bahaya
Karena sakit ini jauh membuatku tersiksa
Tapi kakiku masih bisa tegak berdiri
Mungkinkah ini keajaiban dari keyakinan?
Bisikku,
Di sana ada jalannya waktu
Buah masalah takkan ada yang buntu
Terima kasih sang maha
Terima kasih yang terkasih
Padang, 25 Februari 2023