Suarakampus.com- Sejumlah mahasiswa dan dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB) keluhkan pendinginan ruangan tidak berfungsi. Mengenai hal itu, Wakil Dekan II FUSA Zulfis beri tanggapan.
“Saya pribadi sudah melaporkan ke pihak rektorat dan pernah diadakan penanggulangan untuk AC itu,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia menyampaikan jika terjadi kerusakan Air Conditioner (AC) harus membuat surat dahulu untuk langsung didatangkan pihak perbaikan. “Idealnya pendinginan ruangan di servis satu kali enam bulan,” sebutnya.
Lanjutnya, penyebab kerusakan AC itu adalah ada salah satu komponen khusus yang memerlukan alat khusus. “Sehingga harus menunggu beberapa waktu perbaikan,” ucapnya.
Selama AC tersebut bermasalah, ia mengatakan jika memungkinkan untuk pindah ruangan, maka mahasiswa akan mencari kelas kosong. “Konfirmasi ke Bidang Akademik supaya tidak terjadi bentrok antar kelas,” katanya.
Lalu, ia menegaskan, setelah perbaikan mestinya bisa saling menjaga pendingin ruangan. “Mahasiswa tidak lagi buka jendela selama AC hidup, apalagi mengotak-atik melalui aplikasi gadget sehingga tidak menggangu fungsi AC,” ucapnya.
Adapun, dosen berinisial D, mengatakan bahwa keadaan AC rusak sangat mengganggu konsentrasi mahasiswa. “Terutama yang berada di gedung bagian tertinggi,” katanya.
Kemudian, selaku mahasiswa Ade Firmansyah menyebutkan ruangan yang mengganggu Proses Belajar Mengajar (PMB) yaitu Kelas 051 dan 052. “Tidak kondusif untuk ditempati, lantaran AC yang rusak meresahkan, terutama di siang hari, lantaran kelas itu berada di posisi tertinggi dan di ujung sehingga panas matahari sangat terasa ke kulit,” katanya.
Kendati demikian, Ade mengatakan bahwa dirinya belum pernah melaporkan hal itu kepada pihak Prodi. “Saya masih mahasiswa baru, masih ragu menyampaikannya,” jelasnya.
Ia mengaku, sejak ia memakai kelas belajar itu, sudah mendapati ruangan AC yang tidak berfungsi. “Dari awal belajar saya merasa gerah, tetapi saya hanya menunggu sampai adanya perbaikan,” katanya.
Kata dia, konsentrasinya sangat terganggu karena AC rusak, begitupun temannya berinisial Z yang sempat melaporkan ke Ketua Prodi (Kaprodi). “Kawan saya mengabarkan agar menunggu konfirmasi,” ujarnya.
Upaya untuk mengurangi panasnya cuaca di ruangan tanpa AC itu, ia menyampaikan beralih ke pemakaian kipas angin. “Tetapi itu pun hanya satu, sehingga kami saling rebutan dan tidak mungkin dosen tidak kedapatan anginnya,” ujarnya.
Selanjutnya, Ripaldi mengatakan mestinya hal ini segera ditanggulangi karena sangat berpengaruh terhadap mahasiswa. “Tentunya fasilitas yang tidak berfungsi secepatnya diperbaiki,” harapnya. (hkm)
Wartawan: Zahra Mustika (Mg), Muhammad Luzufi(Mg), Aryansyah Prasetya (Mg)