Khazanah
Penulis: Prof. Dr. H.Syafruddin Nurdin (Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang)
Ramadan adalah bulan yang paling agung, mulia, serta paling istimewa, kehadirannya sekali setahun selalu dinanti dan dirindukan oleh umat Islam di seantero dunia. Pada bulan Ramadan, Allah SWT mewajibkan setiap orang yang beriman kepada Nya berpuasa selama sebulan penuh. Di bulan ini, Alquran kitab suci umat Islam, pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira’.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadan, yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.
Ramadan juga sangat diagungkan dan bahkan posisisinya makin luar biasa di mata umat Islam, karena terdapat satu malam yang sangat istimewa dan agung, dikenal dengan nama Lailatulqadar , yaitu satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan. Di mana di dalam Alquran, malam itu disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Saat bulan Ramadan, siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadan adalah bulan solidaritas, bertambahnya rezeki orang beriman dan kesabaran, serta bagi yang bersabar balasannya adalah surga.
Oleh karena itu, penulis mengajak umat Islam agar memanfaatkan momentum Ramadan semaksimal mungkin. Umat Islam harus menyambut ramadan dengan menyingsingkan lengan baju untuk beribadah. Sekurang-kurangnya ada sepuluh kebajikan yang bisa dimaksimalkan oleh seorang muslim di bulan Ramadan.
Pertama, puasa itu sendiri yang merupakan ibadah wajib, perlu ditingkatkan kualitas dan kategori derajatnya (dari puasa awam jadi khusus dan dari khusus ke yang lebih khusus lagi). Barang siapa yang tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa adanya halangan, maka dia tidak bisa menggantinya walaupun dengan puasa satu tahun.
Kedua, memperbanyak membaca Alquran, Kata Imam Azzuri, suatu amalan yang paling afdhal di dalam bulan Ramadan adalah membaca Alquran.
Ketiga, menunaikan qiyamul Ramadan yaitu salat tarawih, setelah shalat Isya secara berjamaah di Masjid dan Mushalla atau tempat-tempat yang telah ditentukan.
Keempat, menanti Lailatulqadar sejak malam pertama karena Allah SWT merahasiakan datangnya malam itu agar umat Islam bisa melakukan atau menunggu malam yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan di setiap malamnya.
Kelima, memperbanyak sedekah pada bulan Ramadan. Pada bulan ini, umat muslim perlu meningkatkan sedekahnya, lebih-lebih yang berkaitan dengan ifthar shoim (memberi makan orang-orang yang berpuasa). Dalam sebuah hadis Nabi dikatakan bahwa: “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadan, maka dia mendapatkan pahala orang yang berpuasa itu dalam artian seimbang dengan orang yang berpuasa itu”.
Keenam, memperkuat dan memperkokoh dakwah, pada bulan Ramadan umat Islam perlu menyemarakkan syiar Islam. Sebab, barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar Islam termasuk dari pada ketakwaan. Oleh karena itu pengajian-pengajian, tausiah, di berbagai tempat harus dioptimalkan, karena Ramadan adalah bulan “panen”.
Ketujuh, hendaknya kita bisa memperkokoh hubungan dengan keluarga, dengan anak. Ketika akhlak generasi muda mulai hancur, maka pembinaan anak melalui keluarga harus diutamakan. Karena, “kehancuran suatu bangsa bermula dari kehancuran keluarga”.
Begitu juga sebaliknya, ketika keluarga baik makan akan baik pula masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, dalam bulan Ramadan perlu dibina dan dikembangkan hubungan yang harmonis dalam keluarga.
Kedelapan, membayar zakat fitrah dan zakat mal, zakat fitrah terkait dengan ibadah puasa dan zakat mal berhubungan dengan harta kekayaan seseorang. Salah satu implikasi dari ibadah puasa, adalah terbentuknya kesalehan sosial seseorang. Muncul rasa peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan orang-orang yang dalam keadaan lapar. Mampu merasakan haus dan dahaganya kaum fakir miskin sepanjang hari.
Kesembilan, memperbanyak taubat, membaca istighfar kepada Allah SWT agar mendapatkan ampunan dan kebaikan bulan ramadan ini.
Kesepuluh, menjaga kesehatan, pada bulan Ramadan, selain di satu sisi kita dianjurkan memakan makanan yang bergizi dan halalan thoyiban, pada sisi lain juga dilarang makan secara berlebihan (kekenyangan). Karena dalam sebuah hadis dinyatakan “Tidak ada yang paling dibenci oleh Tuhan melainkan orang yang makan berlebihan (kekenyangan), sekalipun dari yang halal”.
Mudah-mudahan dengan memaksimalkan sepuluh kebajikan di atas, kita dapat menggapai titel takwa, seperti yang dijanjikan Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183.
*) Opini kolumnis ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi suarakampus.com. (Ulf)