oleh Fauziah Maharatih Wahyuni (mahasiswi Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Imam Bonjol Padang)
Kala asmara menjelma lara,
sukmaku remuk tanpa suara.
Dalam sunyi aku bertapa,
memanggul nestapa tanpa jeda.
Kau titisan bahagia yang fana,
datang bagai bayangan maya.
Menitip janji di ujung senja,
lalu lenyap dibawa karma.
Aku, insan yang terperangkap rasa,
tertatih dalam dharma cinta.
Tak mampu menepis takdir semesta,
harus rela meski jiwa luka.
Takdir pun mencatat nama kita,
dalam kitab yang tak sempat terbaca.
Dan aku kini menjadi cerita,
dari cinta yang tak sempat menjadi nyata.