Tantangan Sarjana di Masa Pandemi

Wisuda bintang dan aktivis kampus digelar secara langsung di Auditorium Prof. Mahmud Yunus, UIN Imam Bonjol Padang (Foto: instagram @uinimambonjolofficial)

Suarakampus.com- Memperoleh gelar sarjana di masa pandemi kerap menjadi perbincangan di sejumlah kalangan mahasiswa. Seperti yang dialami Afifah Fadhilah, calon wisudawan ke-86 UIN Imam Bonjol Padang. Kepada suarakampus.com, Selasa (02/10), Afifah mengaku merasa canggung menghadapi dunia di luar kampus.

“Menjadi sarjana di era pandemi menurut saya tidak mudah. Banyak persaingan, apalagi setelah wisuda dituntut untuk memiliki pekerjaan,” kata Mahasiwa Tadris IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan angkatan 2017 itu.

Menurut Afifah, anggapan di tengah masyarakat bahwa sarjana harus segera memiliki pekerjaan adalah tantangan yang harus ia hadapi. Namun, Afifah merasa bahwa untuk hari ini, menjadi sarjana tidak menjamin seseorang untuk mendapat pekerjaan.

“Para calon sarjana harus bisa menyikapi anggapan seperti itu. Dengan memberikan pengertian kepada orang terdekat, dan berusaha dengan sebaik mungkin,” kata dia.

Menurut salah seorang mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Nofrialdi, mahasiswa yang akan diwisuda tidak bisa menyalahkan keadaan demikian. “Selama prinsip kita tidak berlawanan dengan norma dan tidak memberikan dampak buruk terhadap orang lain, apa boleh buat,” ungkap calon wisudawan ke-86 itu.

Kendati demikian, Nofrialdi mengatakan, idealnya dunia kerja yang akan digeluti harus sesuai dengan keilmuan yang diperoleh saat kuliah.

Salah seorang alumni UIN Imam Bonjol Padang, Fermi Dahlina, mengatakan, dunia kerja hari ini tidak mesti relevan dengan latar belakang keilmuan yang dimiliki. Alumni jurusan Hukum Ekonomi Syariah itu kini tengah bekerja di Batam, Kepulauan Riau.

Fermi mengatakan, sebagai sarjana di era digital, penguasaan teknologi informasi menjadi hal utama yang mesti dimiliki. Selama masa pandemi, kata Fermi, usahanya mengalami kemajuan karena penguasaan teknologi informasi yang baik.

Ia menekankan, agar calon sarjana tidak gagap mengarungi dunia di luar kampus dengan mengenali potensi diri. “Dan jangan pernah lengah dalam mencari peluang dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin untuk mencari informasi,” kata Fermi.

Menurut Dosen Lembaga Keuangan Syariah, Ihsan Candra, lulusan di masa pandemi, di mana perkuliahan dilakukan secara daring, akan menjadi tantangan bagi mahasiswa. “Menghadapi dunia kerja antara sarjana yang secara full melakukan kuliah offline tentu berbeda dengan yang kuliah online. Karena mereka memiliki nilai lebih dalam berkomunikasi dan mengelola emosional saat perkuliahan offline,” kata Ihsan, Selasa (02/11).

Ihsan memandang bahwa pribadi dan relasi seseorang berperan besar ketika menghadapi dunia kerja. Hal itu, kata dia, hanya akan bisa diperoleh dalam berorganisasi dan berjejaring semasa kuliah.

“Dalam menghadapi dunia kerja, nasib wisudawan tersebut tergantung pada relasi yang dimiliki maupun kecerdasan secara emosional,” katanya. (red)

Wartawan: Izzatul, Salsabila, Rayhan

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Sema FDIK Gelar Seminar Nasional Strategi Mahasiswa dalam Menetapkan Peranannya di Era New Normal

Next Post

Perpustakaan UIN Imam Bonjol Buka Pengurusan Kartu Pustaka

Related Posts
Total
0
Share