Oleh: Nadhira Syauqi
(Mahasiswa PBA UIN IB Padang)
Pohon kelapa melambai-lambai di tepi pantai
Matahari akan segera kembali ke peraduannya
Memancarkan semburat jingga yang manis sekali
Alunan dari gitar yang kau mainkan, terdengar merdu
Aku tersenyum mendengar nada yang begitu syahdu
Lalu aku menyelami kedua bola mata coklatmu
Senyumanku pudar
Berganti dengan senyuman pahit
Di kedua bola mata itu, aku menyadari, bahwa
tidak ada “kita” di dalamnya
Mungkin tak akan pernah
Ketika lagumu usai dimainkan
Seorang perempuan di belakangmu bersorak
Dan hal inilah yang paling aku benci
Untuk sekian kalinya, kamu memalingkan
wajahmu dariku
Karena perempuan itu
Pada hari dimana senja terlihat terlalu indah
Aku tidak ingin menangis
Aku ingin sekali lagi memendam tangisku
Biarlah, sekali lagi ku simpan perasaan ini sendiri
Karena sejatinya, semua yang ada di dunia ini,
bukanlah kepunyaan kita.
Bukit Tinggi, 29 Februari 2024