Oleh: Nanang Sanjaya
(Mahasiswa UIN IB Padang)
Aku membiarkan setiap rindu mencaci diriku
Setiap kenangan yang mencela pikiranku
Di setiap waktu terlintasi oleh bayanganmu
Lukaku yang tak pernah bersuara
Akhirnya menjatuhkan air mata tanpa bicara
Sebuah untaian kata yang sangat sulit untuk dituliskan
Di balik senja yang kian menghilang
Rasa yang telah lama aku rakit
Ternyata berakhir tidak bersamamu
Tertahan oleh apa yang aku mau
Yang engkau balas dengan sebuah luka
Aku hanya sebatas bisu, yang menatapmu
Entah tempat mana yang akan engkau tuju
Berharap engkau kembali
Melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti
Hari ini, mungkin akan digantikan oleh esok
Entah warna apa yang akan menggantikanmu
Selepas kepergianmu itu, aku harap itu adalah warna
yang indah, akan kehadiranmu
Kembali untuk melanjutkan cerita yang sempat terhenti.