Suarakampus.com- Menjadi mahasiswa tentunya harus siap dengan sekelumit masalah. Sebab, cobaan yang silih berganti telah mengusik mahasiswa sejak dalam niat. Banyak cerita perihal keluh kesah mahasiswa yang dihembuskan ke permukaan, sehingga kita layak menasbihkan bahwa mahasiswa adalah salah satu golongan terkuat di jagat alam raya.
Namun, mereka masih kalah jauh sama golongan yang satu ini, yakni golongan mahasiswa radikal tanpa pacaran alias mahasiswa single. Eitss, jangan salah-salah dengan mereka, karena mereka bakal mengguncang dunia kampus lho.
Sejatinya, mahasiswa tentu membutuhkan seseorang untuk dijadikan nama spesial yang diletakkan pada skripsi sosok pendamping untuk saling berbagi. Baik itu berupa berbagi kisah romantis secara luring, maupun menghabiskan waktu bersama saat membuat tugas deadline atau gibah tanpa henti via daring,
Lantas, Apakah mahasiswa single menjadi mahasiswa yang paling teraniaya, atau dianggap sebagai kasta terbawah di lingkungan muda-mudi? Jawabannya: Ya tidaklah broooo. Sebagai mahasiswa yang sudah memasuki usia senja dalam perkuliahan, saya merasa biasa saja dengan tidak adanya hubungan spesial sejak Maba. Selain karena sadar diri malas, hal tersebut juga memberikan banyak keuntungan bagi saya.
Akan tetapi, banyak juga di antara Kaum Ultras Mahasiswa Single yang tidak merasakan dampak positif dari hal tersebut. Luangnya waktu membuat mereka kerapkali dilanda kegabutan dan kehampaan yang luar biasa. Untuk menangkal itu, mari simak tips menjadi mahasiswa single yang anti gabut, di antaranya
Berorganisasi
Sebagai mahasiswa unpacaran, saya menyarankan anda dalam menempuh jalan jihad ini dengan berorganisasi. Sebab, dengan berorganisasi banyak waktu yang bisa kita manfaatkan, sesuai basic dari organisasi itu sendiri. Kendati anda tidak menemukan drama percintaan, anda bakal menemukan drama saat belajar menyelesaikan masalah dan merancang program di organisasi.
Membaca dan Menulis
Melihat beberapa teman saya yang berbalas pesan dengan gebetannya tentang itu-itu aja membuat saya gak habis thinking. Ketimbang melakukan hal yang membosankan itu, mending saya menyarankan teman semua untuk membaca. Dengan membaca, kita bakal bertualang dalam imajinasi yang tidak terbataskan. Membaca juga membuat kita kaya akan referensi dan menuntun kita mengenal banyak kosa kata. Selain itu, membaca itu masih satu jalur dengan menulis lhoo.
Mengembangan Hobi dan Bakat
Biasanya, mahasiswa buciners menghabiskan hari-harinya berdua tanpa memenuhi hasrat hobinya, kecuali jika mereka memang hobi untuk berpacaran.
Jika anda termasuk mahasiswa single yang anti organisasi-organisasi club serta juga tidak nyaman dengan berliterasi, maka ada cara lain mengisi waktumu untuk tidak melakukan hal mubazir seperti overthinking. Yakni, anda bisa saja memahami apa hobi yang sebelumnya anda sukai. Setelah itu, hobi tersebut anda asah terus menerus sehingga menjadi bakat.
Dengan adanya bakat khusus yang anda miliki, anda bakal menemukan relasi yang luas dan manfaat yang tidak terbatas. Seperti anda mempunyai hobi melukis dan orang lain tau anda berbakat, maka akan ada orang yang minta bantuan kepada anda untuk mengisi rubrik status whatsappnya-kan. Walau imbalannya hanya sebatas doa, lumayan lah.
Kerja Sampingan
Mahasiswa yang kerja sampingan perlu kita beri apresiasi. Mereka itu termasuk tipe manusia efektif yang dibutuhkan di era saat ini. Mahasiswa jenis ini termasuk malas membuang waktu untuk berleha-leha demi instastory. Duh idaman kali ya.
Ikut Event Lomba dan Kegiatan Sosial
Untuk mengisi kegabutan, masih banyak link lomba dan event yang berhadiah lho. Mumpung anda galau karena tidak kunjung ada seseorang yang mampu mengerti tentang anda? Ikut lomba puisi atau cerpen, mana tau kegalauan akut mu itu akan berhadiah jutaan rupiah, Sengsara membawa nikmat kan.
Lalu, untuk mengisi waktu libur semester yang memiliki manfaat lebih selain kerja sampingan adalah menjadi relawan sosial. Sebab mahasiswa yang sering menjadi relawan cendrung bisa memahami kondisi masyarakat sekitar ketimbang mahasiswa biasa, dan hal tersebut jauh lebih berguna dibandingkan mereka yang hanya memahami satu orang saja kan, hahaha.
Penulis: Rahma Dhoni