Toxic: Salah Masuk Gerbang Sukses

(Sumber: PWM Jateng/suarakampus.com)

Toxic: Salah Masuk Gerbang Sukses
Azzahra Nur Azani
Program Study Pendidikan Bahasa Arab
Alumni Student Literacy Camp (SLC)
UIN Imam Bonjol Padang Angkatan ke-II
Azzahranurazani0@gmail.com

Menjadi mahasiswa adalah impian anak bangsa tetapi tidak semua orang bisa masuk ke perguruan tinggi, apalagi yang mahal dan elit. Sayangnya, ada yang sudah mendapatkan impian itu namun tidak menjalankan idealnya sebagai seorang mahasiswa.

Mereka bermain-main, menghabiskan waktu hingga masa Drop Out (DO) tiba. Tahun-tahun awal, terlena dengan keadaan dan kebebasan, tahun-tahun berikutnya mulai mendapat tekanan, seterusnya mencari pelarian. Mahasiswa begitu, termasuk tidak bersyukur dengan keadaan.

Seperti yang dikatakan seorang penulis indonesia, Khrisna Pabichara “Manusia kadang lupa mensyukuri anugerah yang telah di terima. Mungkin tampak kecil rahmat itu terlihat atau memang sesuatu yang lumrah di mata manusia, lantas kita malah lalai menjaganya”.

Menurut UU Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi, Berdasarkan data Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknolog (kemdikbudristek). Pada tahun 2022, ada 9,32 juta data mahasiswa di indonesia. Baik yang berasal dari kampus elite, kampus ternama, kampus swasta, maupun kampus negeri. Lanjutnya menurut Kemdikbuduristek menyatakan pada tahun 2022 terdapat 1.120.128 lulusan perguruan tinggi terhitung masih menganggur.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sangat minim sarjana berkualitas, disebabkan ketidak seriusan mahasiswa dalam mendalami perannya sebagai seorang mahasiswa ideal.

Gelar mahasiswa merupakan sebuah privilege. Bukan hanya di wajibkan untuk menuntut ilmu, mahasiswa juga berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi agent of change yang membawa kemajuan bagi bangsa. Mahasiswa di harapkan memiliki kemampuan untuk berinovasi dan menciptakan solusi kreatif untuk menyelesaikan permasalahan kontemporer, sehingga dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Namun kenyataannya berbanding terbalik. Setelah menikmati kebebasan, mahasiswa lupa akan tujuannya. Kebebasan yang seharusnya ada yaitu kebebasan untuk mengeksplor ilmu dan minat bakat. Malah dilakukan sebaliknya, mahasiswa menggunakan privilege tersebut untuk huru-hara, teralihkan fokusnya, sehingga melalaikan kewajiban sebagai mahasiswa ideal.

Mahasiswa terlalu abai dengan masa depan, mereka asik berleha-leha kesana kemari hanya untuk kesenangan yang sementara, dan berakhir dengan tangis penyesalan tanpa suara bahkan sampai ada yang frustasi berakhir bunuh diri dibuatnya.

Apakah mereka tidak berpikir? tidak semua anak mendapatkan kesempatan yang sama. Sudah semestinya kita memerankan peran mahasiswa dengan baik, karena bukan hanya waktu yang dihabiskan, tetapi juga uang jerih payah ayah ibu di rumah yang menanti kesuksesan.

Mirisnya, mereka masih enggan dan belum sadar ketertinggalan yang dihadapi, menghantarkan mereka kegerbang kematian. Seperti kata dosen yang memberikan materi pelatihan Studi Literasi Camp (SLC) “jangan jadi koncek abuih,” ujarnya. Katak yang tidak sadar bahwa tempat ia bersantai di dalam panci hangatlah, yang akan merebus dan menjemput kepada kematian. Kita harus peka dan sadar lingkungan sekitar, jangan sampai terlena dan lalai, berujung masuk ke dalam lubang gelap yang dalam yaitu penyesalan.

Perkuliahan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, menjadi mahasiswa juga memberikan kesempatan untuk menjalin hubungan pertemanan yang lebih luas dan profesional. Dunia perkuliahan memberikan peluang kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka secara maksimal. Maka dari itu, mahasiswa yang baik dan cerdas adalah mahasiswa yang mampu memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Jika masih ada data pengangguran di tingkat lulusan sarjana, maka perlu dipertanyakan kemana ilmu yang telah dipelajari selama ini?

Dunia perkuliahan memberikan banyak penawaran kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan skill nya dengan baik, mahasiswa diberikan wadahnya sendiri untuk bisa berkembang sesuai dengan minat dan bakat yang mereka punya. Ada banyak organisasi yang ditawarkan sebagai wadah minat bakat untuk mahasiswa, selain itu juga banyak seminar dan webinar yang diadakan sebagai pendukung tambahan pembekalan dalam diri mahasiswa. Langkah awal dalam memanfaatkan peluang adalah dengan memahami diri sendiri, dengan memahami diri sendiri membuat seseorang tahu harus bergerak ke arah mana, harus mengambil langkah apa, sehingga akan lebih memudahkan dalam menentukan keputusan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Mahasiswa ideal tidak harus berprestasi, tidak harus ber IPK tinggi, namun mahasiswa yang bersyukur atas keadaan, sadar akan kelalaian yang menyesatkan dan mulai bergerak mencari peluang menuju kesuksesan. Bila mana ketiga poin penting ini tidak di terapkan dalam diri mahasiswa, maka sudah dipastikan data pengangguran lulusan sarjana di tahun 2024 akan melonjak naik dari temuan data sebelumnya, juga sudah dipastikan mahasiswa salah masuk gerbang menuju kesuksesan.

Ayo mahasiswa sudah cukup terlenanya, mari kembali ke tujuan utama kita sebagai seorang mahasiswa ideal.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Lamunan Mahasiswa Kece Tentang Wahana Kampus di Atas Awan

Next Post

Mengapa Gudang Buku Masih Penting di Era Digital

Related Posts
Total
0
Share