Lamunan Mahasiswa Kece Tentang Wahana Kampus di Atas Awan

Sumber: Dokumen pribadi

Oleh: Taufiq Hidayat

(Alumni Student Literacy Camp 2024
Program Studi Tadris IPS
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Imam Bonjol Padang)

Teknologi dalam pendidikan telah memajukan proses pembelajaran dengan pesat. Pada awalnya proses pembelajaran hanya berlangsung dengan bantuan dosen sebagai pendidik dan buku-buku yang disediakan oleh kampus. Dengan cara ini, mahasiswa dapat memahami apa yang diajarkan hanya dengan membaca buku. Sebagai mahasiswa mungkin tidak langsung memahami pelajaran yang diberikan dosen hanya dengan melihat teori yang ada di buku. Pada dasarnya kebutuhan manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Jadi sebagai mahasiswa harus menanggapi tantangan ini dengan kesiapan, dan perguruan tinggi merupakan opsi untuk menciptakan sumber daya yang lebih baik dan berdaya saing.


Potensi Augmented reality (AR) telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menciptakan peluang untuk meningkatkan penggunaan teknologi media 3D dalam pendidikan secara real-time. Augmented reality adalah sekumpulan objek dari dunia maya yang dapat diimplementasikan ke dalam dunia nyata dalam bentuk 2D/3D sehingga dapat dilihat secara nyata, didengar, bahkan disentuh. Kemajuan teknologi informasi membuat pendidikan menjadi lebih berdaya saing. Pendidikan di abad 21 mengharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan belajar dan kreativitas, termasuk pemikiran kritis dan mampu memecahkan masalah. Sehingga penulis merasa bahwa teknologi Augmented reality (AR) sangat berpotensi besar dan harus diaplikasikan di UIN Imam Bonjol Padang.


Pendidikan sudah tidak terlepas dari media. Proses pembelajaran beralih dari metode ceramah ke metode yang menggunakan media. Kehadiran media dalam proses pembelajaran terbukti efektif dan efisien untuk pemahaman pembelajaran yang lebih baik. Misalnya, pada tahun 2020 semua aspek kehidupan terkena dampak Covid-19 termasuk di bidang pendidikan. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan kebijakan home schooling. Dalam menyelenggarakan home schooling, alat bantu pengajaran seperti software dan aplikasi e-learning menggunakan media pembelajaran. Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan objek nyata dan virtual untuk menciptakan pengalaman interaktif yang menggabungkan elemen digital dalam realitas fisik. Teknologi AR memberikan potensi sebagai media pembelajaran yang menyajikan gambar, suara, dan video animasi 3D secara real-time. Teknologi Augmented reality membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan unik yang dapat dialami secara langsung selama proses pembelajaran. Teknologi Augmented Reality dibagi menjadi empat jenis.

  1. Image Recognition
    Jenis ini sebagai penanda dengan objeknya visual, seperti QR. Tanda ini berguna untuk mempermudah pencarian dan penghitungan suatu objek yang dapat dicek secara instan.
  2. Markerless AR
    Jenis Augmented reality ini berupa GPS. Perangkat ini berguna untuk mendeteksi lokasi.
  3. Projection Based AR
    Jenis Augmented reality ini memproyeksikan cahaya buatan menjadi nyata. Contohnya, hologram pada film.
  4. Superimposition Based AR 
    Jenis ini mampu mengubah sebagian atau seluruh format aslinya menjadi format yang lebih baik.


    Menggunakan Augmented Reality sebagai media pembelajaran dapat mendorong pemikiran kritis. Melalui media yang digunakan, mahasiswa berupaya menganalisis masalah dan terlibat dalam pembelajaran melalui imajinasi dan aktivitas pembelajaran yang aktif. Ada banyak cara untuk memanfaatkan AR sebagai media pembelajaran berupa e-modul, game, dan lembar kerja siswa (LKS) berupa project. Adapun keunggulan Augmented Reality adalah: (1) sebagai alat peraga yang interaktif, (2) menampilkan objek nyata dalam situasi virtual, (4) dan mudah digunakan. Di sisi lain, kelemahan AR pada media pembelajaran adalah: (1) waktu yang diperlukan dalam proses produksi terkesan terlalu lama, (2) hanya sedikit orang yang menggunakan AR, (3) dan AR sensitif terhadap perubahan cara pandang.


    Penggunaan Augmented reality dengan cara yang menarik dan interaktif akan meningkatkan minat belajar mahasiswa. Partisipasi mahasiswa menjadi penting ketika pembelajaran dengan teknologi augmented reality untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti memecahkan masalah, seperti inovatif dan kreatif. Penggunaan Augmented reality membutuhkan kegiatan pembelajaran yang melibatkan mahasiswa berpikir ilmiah. Hal ini berguna untuk menerapkan keterampilan berpikir abad 21. Pembelajaran abad 21 menitikberatkan pada pemikiran kritis seperti: kerja sama, komunikasi, kreatif, dan berinovasi.


    Pengembangan pembelajaran berbasis teknologi Augmented reality dapat berpengaruh lebih cepat dalam proses berpikir, memahami, dan menganalisa permasalahan yang ada. Kemudian penggunaan Augmented Reality dapat mempengaruhi dan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa lebih kritis. Sehingga penerapan teknologi Augmented Reality (AR) hendaknya harus segera diwujudkan di UIN Imam Bonjol Padang karena dapat meningkatkan cara berfikir kritis dan prestasi bagi mahasiswa.

    Total
    0
    Shares
    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Previous Post

    Lentera dalam Kegelapan

    Next Post

    Toxic: Salah Masuk Gerbang Sukses

    Related Posts
    Total
    0
    Share