Merah temaram mewujud beku
Menggumpal nestapa dalam gigil batu
Lelap di nisan tanpa satu
Menyulam elegi di gurat waktu
Luruh kisah di parit nyana
Arus nestapa menggenang hampa
Lukis dusta di dinding fana
Tercetak tangis di pori tanah
Seru gaung di rimba sunyi
Menggugur resah di batas pagi
Segenap nyawa merintih sakti
Di singgasana bara bersemayam nadi
Hampa arang di pucuk bara
Menyulam anyir di kelam cawan
Dara mengiris pada pusara
Nyawa berlalu di jejak rawan
Makam gemilang bermahkotakan lara
Tiang bertapa di rimba hampa
Batu bersaksi di temaram saga
Menadah luka di rintik duka
Segala gema menggema surya
Pusaka perih berlumur jejak
Sekian duka bercumbuan maya
Membentang dosa di luruh pijak
Kelam menjulang dalam angkara
Merangkak sunyi di malam rawan
Semesta menyulam nyeri sukma
Menghidang dusta bagi zaman
Darah terpanggang di ujung bumi
Menjadi lantai bagi istana
Beribu nyawa lebur dan sunyi
Digantang mantra oleh tirana
Sejarah terpatri di lidah luka
Terukir perih di ukir zaman
Nyeri abadi bersemayam raga
Ditabur nisan bagi kenangan