UIN IB Minim Mahasiswa Asing, WR I: Nilai Jual Kita Masih Rendah

Sosok Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN IB, Hetty Waluati (Foto: Dini Harianti/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Saat ini, Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang sedang membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2021/2022. Salah satu  jalur penerimaan tersebut adalah Seleksi Penerimaan Mahasiswa Asing (SPMA), Kamis (11/03).

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Hetty Waluaty menyebut kampus tidak menargetkan jumlah mahasiswa asing yang akan berkuliah di UIN Imam Bonjol. Yang mendasari hal tersebut, seperti diungkapkan Hetty, lantaran nilai jual UIN IB  di dunia internasional masih sangat rendah.

“Sejauh ini kita tidak pernah membatasi jumlah mahasiswa asing. Tidak berani pasang target, karena nilai jual UIN  (Imam Bonjol) ini tidak tinggi,” kata Hetty kepada suarakampus.com.

Hetty membeberkan, hingga saat ini jumlah mahasiswa asing yang berkuliah di UIN IB hanya 27 orang. “Ya begitulah, dari 13.500 mahasiswa hanya ada 27 mahasiswa asing,” katanya.

Ia mengatakan telah melakukan kerjasama dengan  universitas di Asia Tenggara untuk meningkatkan minat mahasiswa asing kuliah di UIN IB. “Kami menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di Asia Tenggara dan untuk saat ini dari Malaysia dan Thailand sudah ada yang mengirimkan mahasiswanya ke kampus kita,” katanya.

Lanjutnya, salah satu penyebab sedikitnya mahasiswa asing di UIN IB Padang dikarenakan tidak adanya beasiswa khusus untuk mahasiswa asing. “Kita tidak bisa memberikan beasiswa full untuk mereka tapi kita memberikan sedikit bantuan untuk keringannan UKT,” katanya.

“Kita mengutamakan mahasiswa dalam negeri terlebih dahulu karena minimnya ekonomi masyarakat lokal,” ia menambahkan.

Kemudian Hetty mengatakan, keberadaan mahasiswa asing sangat penting untuk mendapat sertifikasi pengakuan dunia internasional. Terlepas dari itu, Hetty menilai, untuk meningkatkan nilai jual UIN IB harus dimulai dari civitas akademik.

Salah satu tolak ukur yang dapat memacu hal tersebut adalah produktivitas dosen untuk melakukan penelitian dan publikasi di jurnal terindeks scopus. Selain itu, jumlah guru besar juga menjadi barometer yang terus diupayakan. “Hingga saat ini kita baru ada 14 orang guru besar, dan terus kita tingkatkan untuk meningkatkan akreditasi kampus,” kata Hetty menegaskan.

“Tidak hanya itu, UIN IB dan seluruh civitas akademi juga harus bisa meningkatkan citra kampus agar tidak selalu dianggap sebelah mata oleh orang luar,” lanjutnya.

Sebagai informasi, tahapan pendaftaran mahasiswa melalui jalur SPMA sendiri dilakukan dari 01/03-10/06 Juni 2021.

Wartawan: Firga Ries Afdalia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

KSR PMI Gelar Pelantikan NRA Angkatan XVIII dan XIX

Next Post

Tersingkir di UCL, Akhir Karir Messi di Camp Nou?

Related Posts