Suarakampus.com– Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang resmi meniadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional pada tahun 2025. Keputusan ini diambil sebagai bentuk efisiensi anggaran dan seluruh kegiatan KKN akan difokuskan di wilayah Sumatra Barat, Kamis (17/04).
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Yurisman membenarkan bahwa tidak ada keberangkatan ke luar negeri untuk program KKN tahun ini.
Yurisman menyatakan, efisiensi anggaran menjadi alasan utama di balik peniadaan program internasional. “Tahun ini KKN hanya akan dilaksanakan di Sumatra Barat saja,” jelasnya.
Pejabat tersebut menyebutkan, KKN 2025 direncanakan berlangsung antara Juli hingga Agustus mendatang. “Untuk tanggal pastinya belum bisa dipastikan,” katanya.
Menurut Yurisman, pihak kampus masih melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah sebelum menentukan jadwal pasti. “Masih perlu adanya kesempatan dan kesepakatan,” ujarnya.
Yurisman menambahkan, pelaksanaan KKN akan bersifat kolaboratif antara kampus dan Pemerintah Daerah. “Semua tergantung dari kesiapan pihak Pemda-nya,” tuturnya.
Ia menjelaskan, mahasiswa tetap bisa mengikuti KKN di luar Sumatra Barat dengan biaya mandiri. “Kalau tetap ingin KKN di luar, dana akan berdampak ke anggaran mahasiswa itu sendiri,” ungkapnya.
Panitia pelaksana, Mufti memastikan, tidak ada perubahan signifikan dalam persyaratan administrasi KKN. “Syaratnya tetap sama seperti tahun kemarin,” ucapnya.
Mufti menyampaikan, mahasiswa yang ingin ikut KKN harus sudah menyelesaikan setidaknya 100 Satuan Kredit Semester (SKS). “Yang penting mahasiswa sudah menempuh minimal 100 SKS,” ujarnya.
Menurut Mufti, kampus akan menetapkan lokasi KKN berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah daerah Sumbar. “Penempatan tetap bergantung pada hasil koordinasi dengan Pemda Sumbar,” katanya.
Ia mengimbau mahasiswa untuk terus memantau informasi resmi dari kampus terkait pendaftaran dan lokasi. “Mahasiswa harus aktif memantau pengumuman resmi,” tuturnya.
Ia menegaskan, kebijakan ini diambil agar program pengabdian masyarakat tetap berjalan efektif meski dalam keterbatasan anggaran. “Langkah ini untuk memperkuat sinergi kampus dan daerah,” jelasnya.
Pihak kampus berharap, pelaksanaan KKN tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat walaupun tanpa program internasional. “Fokus utama kami adalah kualitas dan kebermanfaatan program,” tutupnya. (ver)
Wartawan: Jumiatil Rahmi (Mg), Fauziah Maharatih Wahyuni (Mg), Latifah Rabbaniah (Mg)